Duet Bankir-birokrat Di Lapangan Banteng

Edisi: 13/39 / Tanggal : 2010-05-30 / Halaman : 111 / Rubrik : EB / Penulis : Yandhrie Arvian,, Fery Firmansyah, Agus Supriyanto


PEMILIK saham dan anggota direksi Bank Mandiri bersalam-salaman dalam suasana hangat, Senin siang pekan lalu, di auditorium Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Rapat umum pemegang saham bank terbesar Indonesia itu seakan menjadi pesta untuk merayakan terpilihnya kembali Agus Dermawan Wintarto Martowardojo sebagai orang nomor satu. Di tengah hujan ucapan selamat yang deras, bankir 54 tahun yang memimpin Bank Mandiri sejak lima tahun lalu itu sempat berujar, ”Saya bahagia mendapat kepercayaan dari pemegang saham.”

Konferensi pers segera disiapkan. Keputusan rapat dan agenda perseroan tahun ini perlu cepat diketahui khalayak ramai. Tiba-tiba, sesaat menjelang jumpa pers dimulai, Agus lenyap dari ruangan. ”Dia minta izin karena mendadak ada urusan,” kata sumber di bank pelat merah itu. Agus minta Wakil Direktur Riswinandi dan Pahala N. Mansyuri, direktur lainnya, memimpin acara. Ke mana Agus menghilang? Para wartawan saling bertanya.

Belakangan terkuak, Agus terburu-buru meninggalkan sesi konferensi pers karena Senin siang itu dia terbang ke Singapura. ”Ia dipanggil Presiden,” kata sejumlah sumber yang dekat dengan Istana. Di Negeri Singa itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pagi harinya baru tiba untuk melakukan kunjungan dua hari.

Di Hotel Shangri-La, hotel bintang lima di Orange Grove Road, Presiden Yudhoyono menerima Agus Martowardojo di salah satu suite room. Dalam pertemuan yang juga dihadiri Menteri Perekonomian Hatta Rajasa itu, Presiden Yudhoyono secara terbuka mengatakan agar Agus bersiap-siap menempati posisi Menteri Keuangan yang ditinggalkan Sri Mulyani—yang mulai 1 Juni menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Malam hari itu juga Agus kembali ke Indonesia, sementara rombongan Presiden bertolak ke Malaysia. Besok paginya ia masuk kantor seperti biasa. Hari itu ia memimpin rapat direksi.

Kabar pertemuan di Shangri-La itu terkunci rapat-rapat. Agus selalu menghindar ketika kalangan dekatnya bertanya. Hatta Rajasa, yang membenarkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…