Getah Karet Menyalip Sawit

Edisi: 14/39 / Tanggal : 2010-06-06 / Halaman : 82 / Rubrik : SUR / Penulis : Retno Sulistyowati, Viva Kusnandar, Soetana Monang Hasibuan


Kebun karet Fauzi Hasballah di Desa Lau Tador, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, kini tinggal delapan ratus an hektare. Enam belas tahun lalu, keluarganya memiliki lahan hampir dua kali lipat. Pada 1994, atas persetujuan keempat saudaranya, ia ”membongkar” sebagian kebun karet, dan menggantinya dengan kelapa sawit. Tiga pabrik pengolah karet pun dilikuidasi, disisakan satu buah.

Rendahnya harga karet, menurut Fauzi, memaksa PT Gotong Royong perusahaan perkebunan milik keluarganya mengambil terobosan. Pilihan jatuh pada tanaman sawit yang ketika itu diyakini memiliki prospek lebih cerah ketimbang karet. Gara-garanya, harga karet terus berada di dasar, tidak banyak beranjak dari setengah dolar Amerika per kilogram. ”Sekitar dua puluh tahun harga berada di titik terendah,” kata Corporate Executive Officer (CEO) Gotong Royong ini kepada Tempo, Selasa dua pekan lalu.

Kini, Fauzi generasi kedua keluarga ini cuma bisa tersenyum kecut menyesali aksi per usahaannya pada masa lalu. Karet kini justru sedang menunjukkan keperkasaannya. Harga komodi tas ini mampu menembus US$ 3 per kilogram, naik enam kali lipat dibanding pada 2000. Kenaikan harga di pasar dunia itulah yang membikin kinerja perdagangan karet nasional kinclong.

Hasil survei ekonomi Danareksa Research Institute menunjuk kan tren peningkatan ekspor karet dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02

Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…

Y
Yang Miskin Kian Tertinggal
2007-12-02

ekonomi indonesia triwulan iii 2007

T
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…