Darurat Perang Di Tiananmen

Edisi: 13/19 / Tanggal : 1989-05-27 / Halaman : 22 / Rubrik : LN / Penulis :


DAN Beijing pun dinyatakan dalam keadaan darurat perang. Itulah upaya pemerintah RRC membendung demonstrasi terbesar sejak berdirinya Republik Rakyat Cina 40 tahun yang lalu.

Dimulai oleh sejumlah mahasiswa yangberpawai dukacita di hari penguburan bekas Sekjen Partai Hu Yaobang pertengahan bulan lalu, tiba-tiba aksi itu berubah menjadi unjuk rasa menuntut reformasi politik. Dan tak cuma berlangsung sehari atau dua hari, tapi berkepanjangan. Bahkan aksi makin bertambah besar dengan bergabungnya massa. Tak cuma warga Beijing, bahkan kemudian para buruh di kota sekitar ibu kota datang bergabung ke Tiananmen, yang dijadikan pusat berkumpul.

Diduga tak kurang dari 10 ribu massa sampai awal pekan ini bertahan di lapangan besar yang menjadi simbol jantung hati RRC itu. Mereka tak peduli pada ribuan tentara yang diperintahkan berjaga-jaga di sekitar lapangan menunggu perintah.

Begitu besarnya unjuk rasa itu hingga menenggelamkan peristiwa penting di pekan lalu: pertemuan Mikhail Gorbachev dan Deng Xiaoping yang menandai dibukanya kembali normalisasi hubungan Cina-Soviet. Peristiwa internasional itu seakan tenggelam oleh tuntutan demokrasi dari Tiananmen, lapangan yang kini menyerupai kamp pengungsian atau lapangan besar tempat membuang sampah.

"Suatu kekacauan sedang berkembang, dan kehidupan rakyat di Beijing sedang menghadapi ancaman. Untuk memelihara ketertiban, melindungi rakyat, serta demi menjamin agar pemerintahan pusat dan kota tetap berjalan dengan normal, maka dengan ini kabinet memberlakukan keadaan bahaya. Langkah ini sesuai dengan yang telah digariskan oleh konstitusi." Itulah kira-kira pernyataan keadaan darurat perang yang ditandatangani PM Li Peng dan disiarkan oleh kantor berita resmi Xinhua.

Pengumuman tentang keadaan bahaya itu diikuti dengan penampilan Li Peng di muka layar TV. Li Peng, yang didampingi oleh semua anggota Politbiro kecuali Sekjen Partai Zhao Ziyang, menambahkan keterangan, bila perlu pemerintah, Partai, dan Tentara Pembebasan Rakyat akan menindak pengunjuk rasa dengan kekerasan.

Bersamaan dengan itu Tentara Pembebasan Rakyat diperintahkan untuk memasuki Tiananmen. Ternyata langkah ini tak mempan. Mahasiswa tak menggubris permintaan pemerintah agar lapangan yang bersejarah itu dikosongkan dengan segera, paling lambat dinihari Senin pekan ini.

Yang mengagetkan, Divisi ke-38 dari Provinsi Hebei dengan 10.000 prajurit yang diperintahkan buat membersihkan Tiananmen dari kerumunan mahasiswa ternyata enggan melancarkan tindakan kekerasan. Mereka malah memilih untuk mundur keluar perbatasan kota. Menurut sebuah laporan tak resmi, perwira satuan itu menolak untuk diturunkan menindas demonstran (lihat Antara Tentara dan Partai).

Sementara itu, pasukan TPR lain yang dikirim dar,i daerah dengan kereta api. ketika tiba di stasiun Beijing, tak dapat turun -- jalan-jalan keluar dari sana sudah diblokir massa.

Adapun tentara yang sudah telanjur memasuki Tiananmen dengan truk-truk atau kendaraan lapis baja menemukan sesuatu yang baru. Ketika kendaraan mereka hampir mendekati kerumunan mahasiswa, tiba-tiba saja para penyapu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…