Darmin Nasution: Kebijakan Ini Tak Bisa Diakali

Edisi: 18/39 / Tanggal : 2010-07-04 / Halaman : 142 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto, Padjar Iswara, Yandi M. Rofiyandi


TELAH lama ditengarai bahwa ekonomi Indonesia rentan diganggu para spekulan. Mereka membawa masuk uang mereka saat ekonomi makmur, tapi segera kabur begitu ada sedikit guncangan. Untuk membatasi tingkah semacam ini, mulai 7 Juli mendatang Bank Indonesia menerapkan aturan agar investor memegang kepemilikan Sertifikat BI minimal selama sebulan alias one month holding period.

Dengan paket kebijakan baru itu, Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution optimistis para spekulan yang biasa hit and run itu akan menjauh. Bila ada bank yang melanggar aturan itu, mereka akan kena sanksi berat. "Jadi tak akan ada yang berani," ujar Darmin.

Selain memberantas spekulan, kebijakan itu bertujuan mendorong bank meningkatkan kapasitas kreditnya dengan menghidupkan pasar uang antarbank yang sehat. Pertumbuhan kredit bank dibanding tahun lalu memang cukup besar, 18 persen lebih. "Tapi absolutnya belum terlalu besar," Darmin menambahkan.

Menanggapi pendapat bahwa paket kebijakan baru itu terlalu lembek karena tetap membolehkan pemodal asing membeli SBI, Darmin mengingatkan bahwa pemodal asing diperlukan untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing. "Hanya yang spekulatif yang kita batasi."

Jumat pekan lalu, Darmin menerima Nugroho Dewanto, Padjar Iswara, Yandi M. Rofiyandi, Agus Supriyanto, Isma Savitri, dan fotografer Suryo Wibowo dari Tempo di kantornya, gedung Bank Indonesia, Jalan Thamrin, Jakarta. Secara panjang lebar, dia menjelaskan kebijakan baru tentang SBI, nasib Rancangan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK), dan isu suap dalam pencetakan uang yang menerpa pejabat BI.

Apa latar belakang keluarnya enam paket kebijakan BI, khususnya terkait dengan perbankan?

Ada tiga kelompok obyektif paket itu yang terkait satu sama lain. Pertama, kita melihat jelas, setiap kali ada gejolak di pasar keuangan, banyak yang lari ke luar. Begitu tenang, datang lagi. Kita melihat ini tak bisa dibiarkan. Kita harus mencari jalan supaya yang paling spekulatif tak tertarik datang ke sini.

Dengan cara membatasi asing?

Kita memang tak ingin membuat aturan yang kelihatan benar mau melarang. BI hanya membuat situasi yang membuat mereka yang spekulatif tak nyaman. Kalau memang tak bertujuan spekulatif, biarpun gejolak terjadi, dia tetap di sini. Jadi kita mengurangi masuk dan keluarnya dana paling spekulatif ke Sertifikat Bank Indonesia.

Tujuan lain?

Kita juga melihat pasar keuangan perlu pendalaman. Kalau pasar terlalu tipis, sedikit guncangan saja berpengaruh terhadap kurs. Selanjutnya, kita juga ingin memperbesar kapasitas perbankan dalam memberikan kredit.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…