Muhammadiyah Dan Politik

Edisi: 19/39 / Tanggal : 2010-07-11 / Halaman : 44 / Rubrik : KL / Penulis : Bahtiar Effendy, ,


MUNGKINKAH Muhammadiyah tidak berpolitik? Bagi Hajriyanto Y. Tohari, kader Muhammadiyah dan salah seorang Ketua Partai Golkar, jawabnya adalah tidak. Selain karena alasan sejarah, Hajri percaya pada the primacy of politics—keunggulan politik. Menurut dia, hampir semua kebijakan sosial-keagamaan dan ekonomi merupakan produk politik.
Hajri adalah bibit Muhammadiyah yang kini Wakil Ketua MPR RI. Selain Hajri, kader Muhammadiyah lain yang berpolitik adalah A.M. Fatwa, Alihardi Kiai Demak, Hidayat Nur Wahid, Heri Akhmadi, Ali Muchtar Ngabalin, Fuad Bawazir, dan Marzuki Usman.

Pendapat serupa juga diyakini jajaran ketua Muhammadiyah—Amien Rais, Ahmad Syafi’i Ma’arif, dan Din Syamsuddin. Setidaknya, tiga tokoh itu secara intens terlibat dalam ”politik ke­negaraan” atau ”politik kebangsaan”—betapapun eufe­mistiknya terminologi ini.

Karena itu, rasanya aneh jika dalam Muktamar Muhammadiyah memasuki abad kedua ini masih ada yang mempersoalkan kaitan organisasi ini dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…