Hakim Teladan

Edisi: 24/39 / Tanggal : 2010-08-15 / Halaman : 76 / Rubrik : KL / Penulis : Busyro Muqoddas, ,

KETUA Mahkamah Agung Bagir Manan, dalam pengantarnya pada naskah akademis Rencana Undang-Undang tentang Komisi Yudisial, menulis, "... keberadaan Komisi Yudisial menjadi penting dalam pembaruan pengadilan, termasuk di dalamnya menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim. Ini bukan pekerjaan mudah, dan bisa terwujud dalam waktu singkat. Atau dapat dilakukan sendiri oleh Mahkamah Agung tanpa dukungan pihak lain. Keberadaan Komisi Yudisial ini nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu mitra kerja Mahkamah Agung...."

Makna dasar pengantar itu adalah "pembaruan" sebagai misi utama Mahkamah Agung ditekankan pada agenda yang terkait dengan menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Dapat dipastikan, Mahkamah Agung menyadari keterbatasan dalam mengusung agenda pembaruan (reformasi) ini.

Siapa pun mafhum, Mahkamah Agung selama ini dihadapkan pada tumpukan perkara yang bagai tak habis-habisnya. Dari kasus perceraian, pembagian harta warisan, perkara pidana "ecek-ecek" yang seharusnya tak perlu sampai ke meja hakim, hingga kasus yang penuh beban politik seperti kasus pelanggaran hak asasi manusia berat, korupsi kalangan elite politik, hingga illegal logging yang bersangkut paut dengan sejumlah nama "sensitif" karena berkaitan dengan kekuatan politik atau kekuasaan. Ini semua membuat para hakim agung cepat memutih... rambutnya.

Kita sependapat bahwa reformasi memerlukan prakondisi, yaitu transformasi. Obyeknya bukan saja terbatas…

Keywords: -

---

Foto Terkait