Jusuf Kalla: Semua Energi Punya Risiko
Edisi: 24/39 / Tanggal : 2010-08-15 / Halaman : 117 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto,, Yandi M. Rofiyandi, Anton Aprianto
Berbulan-bulan membenamkan diri dalam kesibukannya sebagai Ketua Palang Merah Indonesia, kini ia kembali go public. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan dan menjelaskan perihal tabung-tabung gas yang meledak secara simultan di negeri ini. Bicara tentang gas, kata Kalla, merupakan tanggung jawab moralnya.
Konversi dari minyak tanah ke elpiji digagas ketika Kalla masih menjadi orang nomor dua di republik ini. Bahkan program konversi ini pernah menjadi unggulan dalam kampanye pemilihan presiden 2009. Kamis dua pekan lalu, ia bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana. Dalam pertemuan sejam itu, Kalla menjelaskan pangkal soal meledaknya gas ini. Menurut dia, perbedaan harga mencolok mengakibatkan terjadinya pengoplosan. "Saya menyebutnya sodomi," kata dia.
Di rumahnya di Kebayoran Baru, Jakarta, Kalla menerima wartawan Tempo Nugroho Dewanto, Yandi M. Rofiyandi, Anton Aprianto, serta fotografer Suryo Wibowo, Kamis pekan lalu. Ia baru saja pulang dari acara peresmian kebun anggrek milik istrinya, Mufida, di Gunung Geulis, Cisarua, Bogor.
Membawa tabung gas tiga kilogram, selang, dan kompornya, di antara wawancara, ia memperagakan dan menunjukkan bagian yang berpotensi menjadi penyebab ledakan. Sekali waktu, cucunya, Maliq Jibran, pulang dan menghampiri Kalla, lalu melakukan tos. Dia dan sang cucu lalu berpose sebentar di depan kamera sambil mengacungkan dua jari.
Apa yang melatarbelakangi Anda "turun gunung" dan mulai berbicara soal gas belakangan ini?
Ini tanggung jawab moral. Walaupun persoalan ini bukan hanya konversi, melainkan gas secara keseluruhan, orang sering mengatakan konversi dimulai ketika saya menjadi wakil presiden. Supaya jangan ada salah tafsir, saya jelaskan. Saya memberikan saran semampunya karena tahu persis persoalannya.
Mengapa banyak tabung gas yang meledak kini?
Begini. Kasus ledakan itu terjadi pada tabung 3 dan 12 kilogram. Malah, menurut polisi, lebih banyak korban akibat ledakan tabung gas 12 kilogram. Jadi kesimpulannya adalah masalah gas secara keseluruhan, bukan soal konversi. Sekiranya yang meledak itu hanya tabung 3 kilogram, bisa dikatakan ini masalah konversi. Tapi, ketika ada tabung 12 kilo yang meledak, ini jadi soal gas keseluruhan.
Ledakan banyak terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Mengapa begitu, ya?
Sekitar 60 persen kejadian memang di Jabotabek. Padahal elpiji di Jabotabek itu di bawah sepuluh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…