Catatan Harian "anjing Laksmi"
Edisi: 25/39 / Tanggal : 2010-08-22 / Halaman : 169 / Rubrik : SR / Penulis : Kurniawan , ,
DALAM kebudayaan Jawa, apalagi di lingkungan Islam, anjing adalah makian, lambang dari sesuatu yang dianggap kotor, haram, dan menjijikkan. Tapi, di tangan Laksmi Shitaresmi, perupa Yogyakarta, anjing menjadi simbol yang bersih dan tenteram, meski masih tetap bisa menggonggong, setidaknya untuk meneriakkan kesumpekannya selama ini.
Hal itu tampak dalam sejumlah patung aluminium berbadan anjing dan berkepala perempuan karya Laksmi yang dipajang dalam pameran tunggalnya, Kocap Kacarita..., di Nadi Gallery, kawasan Puri Indah, Jakarta Barat, selama 3-16 Agustus. Pameran ini dikuratori oleh Enin Supriyanto. Bersama karya mutakhir lainnya, ada total 17 karya tiga dimensi dan sembilan lukisan yang disebar di dua lantai galeri. Semuanya dikerjakan Laksmi dalam dua tahun terakhir ini.
Perupa kelahiran Yogyakarta pada 1974 ini sudah lama menggunakan simbol anjing dan berkali-kali memunculkannya dalam karya. Anjing sebenarnya merupakan simbol dari pengalaman buruk yang menimpa dia dan keluarganya beberapa tahun lalu, ketika tinggal di sebuah perumahan di Yogyakarta. Beberapa tetangga mencela kehidupan keluarganya sebagai perupa. Mereka menilai pekerjaannya itu sebagai pekerjaan musyrik dan haram. Berbagai tuduhan berbau fitnah dan dengki juga menyerang keluarga itu.
"Mereka bilang saya anjing. Ndak apa-apa. Saya tidak marah kalau…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…