Kh Ali Yafie: Negara Harus Tegas Melawan Kekerasan

Edisi: 26/39 / Tanggal : 2010-08-29 / Halaman : 110 / Rubrik : WAW / Penulis : Yandi M. Rofiyandi, Poernomo Gontha Ridho, Suryo Wibowo


BICARANYA masih lugas dan pendengarannya jernih kendati usianya sudah beranjak 84 tahun. Kiai Haji Ali Yafie merupakan satu di antara sedikit ulama ahli fikih Islam mumpuni yang tersisa. Ia mempunyai andil besar dalam perkembangan pemikiran Islam di Indonesia.

Kiai Ali-begitu dia biasa dipanggil-pernah menduduki kursi puncak di Majelis Ulama Indonesia. Dia juga pernah menjadi Rais Am Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Tanah Air. Kiai Ali memutuskan mundur dari NU pada 1991 karena persoalan bantuan dana SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) untuk yayasan melalui NU.

Sekarang Kiai Ali telah melepaskan hampir semua jabatan di organisasi. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kiai kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, ini hanya sebulan sekali menggelar pengajian di luar rumah. "Saya tahu diri karena sudah tak muda lagi," katanya.

Usia telah membatasi aktivitasnya. Jalan harus dibantu. Dia rutin menjalani suntik insulin karena gula darahnya tinggi. Sehari-hari Kiai Ali hanya makan kentang dan wortel, tanpa nasi. Keluhan di tubuhnya sebagian besar lebih disebabkan oleh faktor usia, sehingga dia diminta dokter untuk bersabar. "Dulu saya menyuruh orang bersabar, sekarang saya disuruh sabar oleh dokter," ujarnya.

Meski lebih banyak di rumah, Kiai Ali tetap mengikuti perkembangan berita terbaru, seperti kasus kekerasan yang mengatasnamakan agama, kontroversi zakat, serta soal organisasi yang telah membesarkannya, Nahdlatul Ulama. Jumat pekan lalu, Kiai Ali menerima Yandi M. Rofiyandi, Poernomo Gontha Ridho, dan fotografer Suryo Wibowo dari Tempo di rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang.

Mengapa kini kerukunan umat beragama mengalami erosi?

Kita mulai dulu dari semboyan kerukunan hidup antarumat agama yang berbeda. Awalnya muncul gagasan tri-kerukunan yang dicetuskan Pak Alamsjah Ratu Perwiranegara (almarhum) sewaktu menjadi Menteri Agama, 1983-1988. Kerukunan yang dimaksud adalah kerukunan intern umat beragama, kerukunan antarumat beragama, serta kerukunan antara umat beragama dan pemerintah.

Anda termasuk yang menyumbang gagasan tri-kerukunan?

Iya. Saya ikut menyumbang gagasan itu. Ketika Pak Alamsjah pertama kali menjabat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…