Tergerus Harga Pangan

Edisi: 27/39 / Tanggal : 2010-09-05 / Halaman : 62 / Rubrik : SUR / Penulis : Tim Ekbis, ,


PEREKONOMIAN Indonesia tumbuh melampaui target 6,2 persen pada semester pertama tahun ini. Motornya tetap belanja masyarakat yang bergerak cepat selama dua triwulan berturut-turut. Sektor ini bertumbuh 4,89 persen. Ekspor dan impor juga naik lumayan. Sebaliknya, belanja pemerintah, yang mestinya bisa menggenjot laju perekonomian lebih kencang, justru loyo.

Konsumsi pemerintah minus alias turun 9 persen pada paruh pertama tahun berjalan. Konsumsi pemerintah inilah yang mesti diwaspadai. Bila pada paruh kedua belanja pemerintah masih seret, laju perekonomian yang sudah berjalan baik bisa terhambat. Tapi, menengok tahun-tahun sebelumnya, realisasi berbagai proyek pemerintah biasanya memang gencar menjelang tutup tahun.

Investasi juga tumbuh 8 persen pada triwulan kedua tahun ini. Tapi angka tersebut termasuk rendah bila melihat pertumbuhan tiga bulan pertama sebelumnya yang 7,8 persen. Pertumbuhannya tipis sekali. Penyebabnya antara lain perbankan lelet menyalurkan kredit. Suku bunga pinjaman masih relatif tinggi sehingga menghambat laju ekspansi kredit.

Persoalan lain adalah tingginya harga pangan yang terjadi sejak awal tahun ini. Kenaikan harga bukan cuma mendongkrak inflasi, tapi juga mengurangi optimisme masyarakat. Survei Danareksa Research Institute menunjukkan, gara-gara harga bahan pokok naik, indeks kepercayaan konsumen turun.

INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN
TERTEKAN HARGA PANGAN

Kenaikan harga bahan pangan kembali menekan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi. Hal itu tergambar jelas pada pergerakan Indeks Kepercayaan Konsumen yang terus tergerus. Pada Juli, indeks 2010 turun ke level 85,6, terendah dalam empat bulan terakhir. Ini mengindikasikan optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi nasional dan pendapatan mereka di masa datang cenderung melemah.

Pada survei Juli, komponen indeks yang menggambarkan penilaian rumah tangga terhadap kondisi ekonomi saat ini, yaitu Indeks Situasi Sekarang, turun dari level 70,2 ke level 68,2. Hal yang sama juga terjadi pada Indeks Ekspektasi terhadap ekonomi di masa depan, terkoreksi dari level 99,0 ke 98,4. Pelemahan tersebut berkaitan dengan ekspektasi rumah tangga bahwa harga bahan makanan masih akan naik hingga Lebaran, bahkan Natal dan tahun baru. Kondisi ini sangat mempengaruhi rencana dan keputusan masyarakat berbelanja di masa mendatang. Itu terlihat dengan turunnya proporsi konsumen yang berencana membeli barang tahan lama dari 27,1 persen menjadi 26,6 persen.

Anehnya, indeks kelompok masyarakat berpendapatan kurang dari Rp 500 ribu per bulan naik 10,9 persen. Padahal, kelompok masyarakat lain cenderung turun. Indeks kelompok berpendapatan Rp 500-700 ribu per bulan, misalnya, turun 0,3 persen, kelompok berpendapatan Rp 700 ribu-Rp 1,5 juta melemah 0,4…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02

Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…

Y
Yang Miskin Kian Tertinggal
2007-12-02

ekonomi indonesia triwulan iii 2007

T
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…