Potret Kere Silk Street
Edisi: 30/39 / Tanggal : 2010-09-26 / Halaman : 56 / Rubrik : IMZ / Penulis : Sunudyantoro, ,
Gadis cilik berpakaian lusuh ini bergerak lincah. Usianya sekitar dua belas tahun. Ia awas terhadap orang-orang berwajah bukan Cina yang baru keluar dari gedung pusat belanja murah Silk Street, Beijing. Bocah baru gede ini berlari dari dekat pintu keluar hingga gerbang halaman depan pasar yang sekelas dengan Pasar Tanah Abang di Jakarta atau Pasar Turi di Surabaya ini.
Kadang ia mengejar hingga ke sisi kiri gedung bila melihat orang yang ia kira pantas sebagai turis yang sedang mencari kafe atau restoran. Ia pepet terus orang-orang berwajah asing yang keluar dari pintu samping pusat belanja hingga ke tempat antrean mendapatkan taksi. Kepada siapa pun, tak peduli dari bangsa apa, ia selalu berbahasa Mandarin. Ia berkata-kata sembari menatap tajam lawan bicara.
Bahasa isyarat yang selalu ajek ketika sedang berjalan di samping orang yang ia kejar adalah memajumundurkan ujung jari yang terkuncup di depan mulutnya, sampai orang yang ia kejar memberinya recehan yuan. Atau, hingga ia yakin bahwa orang itu memang tidak sedang ingin memberinya uang. Ketika ditanya siapa namanya dengan bahasa Inggris, remaja itu bilang, "Nama saya Ang." Nama pasaran buat bangsa Cina.
Barangkali, karena tiap hari berinteraksi dengan pelancong asing, Ang sedikit tahu bahasa Inggris untuk hal-hal dasar, nama misalnya. Ang adalah satu dari belasan pengemis,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…