Pendeta Terry Jones: Niat Itu Kami Batalkan Atas Petunjuk Allah

Edisi: 31/39 / Tanggal : 2010-10-03 / Halaman : 141 / Rubrik : WAW / Penulis : Yophiandi , ,


Dia cuma pemimpin sebuah gereja kecil di Gainesville, Florida, Amerika Serikat. Jumlah anggota jemaatnya tak lebih dari 60 orang. Tapi nama Pendeta Terry Jones mendadak tenar ke seantero dunia setelah dia mengumumkan rencana membakar Al Quran, kitab suci umat Islam sedunia. Tindakan yang sedianya dilakukan pada 11 September lalu itu yang disebutnya ”Hari Membakar Quran” memang urung dilakukan. Namun kontroversi dan ketegangan akibat rencana itu telah menjalar ke seluruh dunia.

Rakyat Amerika terbelah oleh ajakan pemimpin gereja Dove World Outreach Center itu. Sebagian menyokong dengan menyatakan, ”Untuk kenang­an (atas peristiwa serangan 11 September 2001), mari bakar Quran.” Tapi tak sedikit pula yang menentang, seraya mengingatkan dengan nada keras, ”Nazi awalnya membakar buku, kemudian membakar manusia.”

Sejumlah pejabat tinggi Amerika, dari petinggi Biro Penyelidik Federal (FBI), wali kota, sampai Jenderal David Petraeus, komandan NATO di Afganistan, ikut membujuk Terry Jones agar membatalkan niatnya. Sesuai dengan konstitusi Amerika tentang kebebasan berekspresi, tindakan sang pendeta memang tak menyalahi hukum. ”Saya betul betul ditekan, ditelepon, diimbau, bahkan mendapat ratusan ancaman pembunuhan,” ujarnya.

Pada Sabtu pagi yang ditentukan, melalui anak laki lakinya, Luke, Jones akhirnya mengumumkan batal membakar ratusan Al Quran yang sudah dipajang semalaman di halaman gereja. ”Kami mendapat pertanda Tuhan untuk membatalkan rencana itu,” ujar Jones belakangan.

Mungkin lantaran sebagian orang kesal atas rencananya yang dianggap keterlaluan, pekan lalu berembus kabar bahwa Jones meninggal akibat kecelakaan mobil. Kabar itu mula mula tersiar dari sejumlah blogger dan pesan pendek di Inggris. ”Itu hanya pertanyaan dari SMS seseorang. Kami tak menggubris soal itu,” kata Stephanie Sapp, salah satu pendeta dalam aliran gereja Dove World Outreach Center.

Pekan lalu pula Yophiandi dari Tempo mewawancarai Terry Jones melalui sambungan telepon. Dengan suara bariton, dia menjelaskan pandangannya tentang Islam dan radikalisme agama. Secara tegas dia mengkritik Presiden Barack Obama, yang dianggapnya tidak adil karena hanya mendukung pembangunan masjid di New York. ”Seharusnya dia juga mengakui…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…