Megawati Dan Sejumlah Kompromi

Edisi: 44/23 / Tanggal : 1994-01-01 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : PTH


RUPANYA, Caretaker yang dimotori Latief Pudjosakti "punya maksud" tertentu mengundur Musyawarah Nasional PDI menjadi tanggal 22 Desember 1993. Mereka ingin memberikan hadiah pada Hari Ibu tahun ini. Kado itu tak lain adalah Megawati Soekarnoputri.

Sebab, Rabu pekan lalu, Megawati, 47 tahun, dikukuhkan menjadi Ketua Umum DPP PDI wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak parta politik, setidaknya selama Orde Baru. Pengukuhannya dilakukan lewat arena munas partai banteng itu, di Hotel Garden Kemang, Jakarta Selatan, yang dihadiri 52 fungsionaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dari 27 provinsi. Mega dikukuhkan oleh suara bulat, diiringi tepukan riuh.

Putri tertua Bung Karno itu terlihat tenang, hampir tidak berekspresi. Dan seperti biasa, ia menghindar-hindar dari pers. Hanya ketika kepergok wartawan, Mega mau berkomentar pendek. "Alhamdulillah. Ternyata tidak demikian mudahnya menjadi ketua umum yang dipilih dari bawah," ujarnya. Mega memang patut bersyukur. Sebab, kehadirannya di pucuk pimpinan partai sebelumnya terkesan tak dikehendaki Pemerintah.

Di balik pemilihan itu, peran beberapa perwira intelijen ABRI memang tampak menonjol. Proses politik yang macet, terutama setelah kongres Surabaya 2-6 Desember lalu, tiba-tiba mencair setelah Direktur A Badan Intelijen Strategis ABRI, Brigjen TNI Agum Gumelar, yang merangkap sebagai Danjen Kopassus, turun tangan. "Mereka berhasil melakukan terobosan yang brilian," ujar Budi Hardjono, kandidat ketua umum yang diungguli Megawati, tentang Agum dan stafnya.

Budi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?