Antara Halim Dan Den Haag
Edisi: 33/39 / Tanggal : 2010-10-17 / Halaman : 35 / Rubrik : NAS / Penulis : Purwani Diyah Prabandari, Bunga Manggiasih ,
SELASA pagi pekan lalu, suasana di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, tak seperti biasanya. Jauh sebelum jam kerja-pukul sembilan pagi waktu setempat-kantor yang dipimpin Junus Effendi Habibie itu sudah riuh rendah. Semua mempersiapkan penyambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dijadwalkan memulai kunjungan kenegaraan pada esoknya.
"Kami terus berkoordinasi," kata Firdaus Dahlan, Koordinator Fungsi Penerangan Kedutaan Besar, Kamis pekan lalu. Wisma Tamu tak kalah heboh. Para artis, yakni penari dan peragawati yang akan unjuk gaya dalam pertunjukan kesenian dan pergelaran fashion, juga bersiap latihan.
Mendadak suasana berubah tegang. Firdaus mendengar kabar kunjungan Presiden ada kemungkinan ditunda. Ada masalah menyangkut proses pengadilan atas tuntutan yang diajukan kelompok Republik Maluku Selatan untuk "menangkap" Presiden di tengah kunjungan.
Duta Besar J.E. Habibie menerima telepon dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, menanyakan perkembangan terakhir. "Pak Djoko, tolong sampaikan ke Bapak Presiden untuk mempertimbangkan kembali kunjungan ke Belanda," kata duta besar yang biasa disapa Fanny itu.
Sehari sebelumnya, Fanny menyurati Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang sedang mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?