Lima Abad Devosi Tuan Ma

Edisi: 34/39 / Tanggal : 2010-10-24 / Halaman : 65 / Rubrik : IMZ / Penulis : Pramono , ,


LARANTUKA seperti membeku dalam hening pada Ahad siang itu, tiga pekan lalu. Jalanan di pusat kota yang biasa riuh oleh bemo yang meraung-raung senyap tiba-tiba. Toko-toko tutup. Perahu-perahu motor membuang sauh di pelabuhan, lalu mematikan mesin. Bocah-bocah berkulit legam, berambut kriwil, yang biasa dolan di pantai, lenyap entah ke mana.

Langit biru, hawa laut nan hangat mengaliri sekujur kota. Suasana sunyi, nyaris memilukan, seperti lamentasi tanpa suara. Keheningan itu akhirnya pecah pada pukul tiga siang oleh kidung pujian yang dilantunkan dari Kapela Tuan Ma.

Perlahan, sekitar 70 anggota Konfreria-pria nonbiarawan berjubah putih, berkalung medali Santo Dominikus-menapaki ruas jalan yang memisahkan kapela itu dengan Laut Flores. Di belakang mereka, seratusan perempuan, kebanyakan sudah sepuh, mengikuti.

Lima anggota Konfreria menandu patung berwarna kusam emas: Maria Reinha Rosari atau Maria Ratu Rosario. Setinggi setengah meter, patung itu berkerudung, menggendong Yesus kecil. Kepalanya bermahkota, tubuhnya berkalung rosario. Tongkat keemasan milik (bekas) Kerajaan Larantuka disandarkan ke tubuhnya, lambang penyerahan Larantuka kepada Reinha Rosari.

Di kejauhan perbukitan Pulau Adonara dan Solor tampak hijau lebam-dikitari laut sebiru lazuardi. Iring-iringan bergerak menuju Katedral Larantuka, yang berjarak satu setengah kilometer dari Kapela Tuan Ma.

Umat yang menanti di depan rumah dan lorong-lorong datang bergabung hingga 600-an orang. Jari mereka memilin butiran tasbih. Pujian kepada Maria didaraskan sepanjang jalan. "Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu...."

Di dalam katedral, lebih dari 2.000 orang menanti. Tujuh pintu terbuka dan empat kipas angin besar tak mampu menghalau panas. Saat Reinha Rosari ditakhtakan di sebelah kanan altar misa, ribuan manusia memadahkan lagu:

"Kami datang padamu Maria,
kala hidup jadi ziarah.
Dalam dikau kami berharap..."

Upacara itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…