Ketika Wartawan Berlagak Pialang
Edisi: 40/39 / Tanggal : 2010-12-05 / Halaman : 47 / Rubrik : MD / Penulis : Ahmad Taufik, Adek Media Roza ,
RUANG rapat di lantai tujuh gedung Dewan Pers di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, yang berpenyejuk udara itu terasa lebih panas pada Rabu pekan lalu. Kasus yang dibahas Dewan Pers hari itu memang membuat banyak orang gerah: tuduhan pembelian tak wajar saham perdana Krakatau Steel oleh sejumlah wartawan yang meliput Bursa Efek Indonesia.
Reinhard Nainggolan, wartawan harian Kompas yang dianggap banyak mengetahui urusan ini, duduk berhadapan dengan Henny Lestari, Direktur Utama Kitacomm, yang melaporkan kasus ini ke Dewan Pers, dalam jarak hanya tiga meter. Dewan Pers siang itu memperhadapkan pelapor dan wartawan yang dilaporkan perkara pembelian saham "abnormal" 1.500 lot dengan nilai lebih dari Rp 600 juta ini. Rei-begitu nama Reinhard biasa disingkat-hari itu didampingi Redaktur Pelaksana Budiman Tanuredjo dan wartawan senior Ninok Leksono.
Kitacomm adalah perusahaan yang disewa Krakatau Steel untuk menangani kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat menjelang penawaran saham perdana (initial public offering, IPO) perusahaan baja milik negara itu pada 10 November lalu. Tugas Kitacomm antara lain memonitor tulisan-tulisan media menjelang IPO, termasuk oleh wartawan yang biasa "mangkal" di Bursa. Menjelang IPO, sejumlah media meramaikan harga saham Krakatau yang dianggap terlalu murah, juga tuduhan bahwa partai politik ikut kebagian jatah saham.
Sebagai ujung tombak yang berhubungan dengan wartawan, Henny pun berkomunikasi intensif dengan para pemburu berita. Usahanya tak banyak membuahkan hasil. Malah muncul masalah baru, dia ditekan wartawan untuk memberikan jatah saham Krakatau. Menurut sumber Tempo di media yang wartawannya mangkal di Bursa, terjadi percakapan lewat BlackBerry antara Reinhard dan Henny-yang bila dicetak panjangnya empat lembar kertas fotokopi. Di situ jelas ada permintaan jatah membeli 1.500 lot saham Krakatau-satu lot sama dengan 500 lembar. Merasa terdesak lantaran penjatahan saham…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…