Muhaimin Iskandar: Lebih Besar Manfaat Ketimbang Mudaratnya
Edisi: 40/39 / Tanggal : 2010-12-05 / Halaman : 125 / Rubrik : WAW / Penulis : Yandi M. Rofiyandi, Ninin Damayanti, Istiqomatul Hayati
Sungguh memilukan nasib Sumiati, tenaga kerja wanita asal Nusa Tenggara Barat. Pergi jauh-jauh ke negeri orang untuk menambal nafkah keluarga, dia malah mendapat siksaan tak terperi dari majikan di Arab Saudi. Sekujur tubuhnya penuh luka, dan yang paling mengerikan: bibir bagian atasnya hilang digunting majikan yang telengas.
Demi mengais rezeki pula, Kikim Komalasari, tenaga kerja asal Cianjur, Jawa Barat, harus kehilangan nyawa. Lagi-lagi kisah nestapa itu terjadi di Arab Saudi. Lantaran sering terjadi penganiayaan terhadap tenaga kerja kita di sana, pemerintah pernah melarang pengiriman tenaga kerja atau melakukan moratorium pada 2006.
Reda sesaat, keran pengiriman tenaga kerja kembali dibuka tanpa ada perbaikan sistem. Tak mengherankan bila kasus kekejaman terhadap "pahlawan devisa" kembali berulang. Menghadapi situasi terbaru, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar memilih mengetatkan pengawasan ketimbang menghentikan sama sekali pengiriman tenaga kerja baru.
Moratorium, menurut Muhaimin, malah mengundang pekerja ilegal dengan alasan umrah dan wisata. Pemerintah juga akan dianggap tak adil terhadap pekerja yang sukses dan diterima dengan baik oleh majikannya. Dia menunjuk contoh Malaysia: tenaga kerja asal Indonesia masih ada yang bisa pergi dengan alasan wisata.
Di tengah kesibukan kerja dan upaya memantau perkembangan kasus Sumiati, Selasa pekan lalu, Muhaimin menerima Yandi M. Rofiyandi, Ninin Damayanti, Istiqomatul Hayati, Akbar Tri Kurniawan, dan fotografer Jacky Rachmansyah dari Tempo di kantornya. Wawancara yang berlangsung hangat berlanjut di perjalanan menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta karena Muhaimin harus melakukan kunjungan ke Yogyakarta.
Penyiksaan terhadap tenaga kerja di luar negeri kembali terulang....
Setiap hari, bulan, dan tahun kita melakukan upaya tiada henti menyempurnakan sistem perlindungan, pelayanan, dan penanganan kasus. Kami perlu mendalami, apakah kasus ini muncul karena ada masalah atau kuantitasnya terlampau besar sehingga tak mungkin tidak ada kasus. Sejak 2002, saya sudah berpikir harus ada langkah revolusioner karena terjadi terus-menerus. Di Malaysia, sudah kita lakukan moratorium. Langkah ini berhasil mengurangi jumlah, tapi tak bisa menutup total.
Mengapa tak melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi seperti halnya di Malaysia?
Kita belum tahu detailnya. Malaysia itu lalu lintas dan kulturnya sangat dekat sehingga tak bisa jadi ukuran. Di Yordania, evaluasi terakhir cukup efektif, tapi migrasi ilegal tetap berlangsung karena ada visa on arrival. Jumlahnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…