Melawan Siaran Televisi Dengan Seni Video
Edisi: 42/39 / Tanggal : 2010-12-19 / Halaman : 75 / Rubrik : SR / Penulis : Raihul Fadjri, Sohirin ,
DI layar hitam sembilan sosok wayang orang berjejer diam. Di antara mereka ada kelompok punakawan (Petruk, Bagong, Gareng), ada juga Arjuna, Krisna, Hanoman, Sinta, Srikandi, dan Pergiwati. Mereka diam di kegelapan layar dengan iringan gesekan rebab yang nglangut. Tapi, dalam hitungan detik, satu per satu sosok itu menguap menjadi partikel-partikel kecil mulai tubuh bagian atas seperti adegan film fiksi ilmiah. Sesaat kemudian sosok tadi muncul kembali, tapi hanya tersisa tiga. Ketiganya digambarkan bergerak, toh akhirnya nasib mereka sama saja: menguap.
Krisna Murti, 53 tahun, mengangkat sembilan tokoh epik Ramayana dan Mahabharata itu ke dalam karya video instalasi bertajuk Empty Theater. Karya ini adalah salah satu dari 23 karya video, satu instalasi suara interaktif, 29 karya cetak digital, serta dua karya neon box dalam pameran yang berjudul Mediatopia di Semarang Gallery pada 3-23 Desember. Inilah pertama kali pameran seni media baru semi-retrospektif di Indonesia. Pameran yang dikurasi Rifki Effendi ini menampilkan konsistensi Krisna Murti menggauli seni media baru sejak 1993 hingga 2010.
Nasib sembilan citraan tokoh wayang orang tadi sebagaimana menguapnya nasib pertunjukan wayang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…