Aung San Suu Kyi: Semua Tahanan Politik Harus Dibebaskan

Edisi: 43/39 / Tanggal : 2010-12-26 / Halaman : 120 / Rubrik : WAW / Penulis : Maria Rita Hasugian, ,


SUARA pria di ujung telepon pada satu malam di akhir November 2010 itu membawa kabar baik. Permohonan Tempo untuk mewawancarai Aung San Suu Kyi, tokoh prodemokrasi Burma, mendapat lampu hijau. "Tapi saya ingatkan Anda, segalanya tidak ada yang pasti di sini. Silakan menguji keberuntungan Anda," ujar pria yang merupakan aktivis Liga Nasional untuk Demokrasi, partai politik yang dipimpin oleh Suu Kyi, itu.

Maria Rita Hasugian dari Tempo segera terbang ke Bangkok, Thailand. Tapi masuk ke Burma dari negeri tetangga sekalipun bukan pekerjaan gampang. Seorang perempuan staf biro perjalanan di Bangkok mengatakan mustahil mendapatkan visa Burma jika di paspor tertera memuat profesi sebagai wartawan, penulis, atau aktivis lembaga swadaya masyarakat. "Anda bermimpi bisa masuk Myanmar jika profesi itu tercantum dalam paspor Anda," ujarnya seolah mencium tujuan Tempo ke negeri ribuan pagoda itu.

Ternyata dalam waktu satu hari visa bisa diperoleh. Sebelumnya Tempo mendengar bahwa pemerintah Burma masih sangat ketat dalam memberikan visa. Bahkan visa on arrival pada pertengahan tahun ini tidak diberlakukan lagi karena diduga kerap dipakai untuk kegiatan jurnalistik, politik, dan aktivitas LSM.

Pesawat yang ditumpangi Tempo akhirnya mendarat mulus di Bandar Udara Yangoon Internasional pada Sabtu tiga pekan lalu. Kota terbesar dan tersibuk di Burma ini mengingatkan kita akan situasi Indonesia di era 1970-1980-an. Mobil-mobil keluaran 1940-an hingga produk terbaru melintas di jalan-jalan utama Kota Yangoon. Namun tidak terlihat satu pun sepeda motor. Orang-orang yang lalu-lalang, baik pria maupun perempuan, mengenakan sarung atau longji, bahasa Burma. Begitu eksotis.

Setiba di penginapan, Tempo bergegas menghubungi sumber-sumber di Liga Nasional untuk Demokrasi. Seorang pejabat LND yang mengurusi media tak bisa menjanjikan wawancara Suu Kyi. Menurut dia, permohonan wawancara dari berbagai media internasional sudah menumpuk. Suu Kyi sendiri yang menentukan media yang akan diterimanya.

Akhirnya pada Jumat malam dua pekan lalu, Tempo mendapat kepastian untuk mewawancarai Aung San Suu Kyi pada Selasa pekan lalu, pukul 11.00. Terlebih dulu mereka mengundang Tempo menghadiri acara ritual Buddha yang akan diikuti Suu Kyi di depan kantor LND. Ketika Tempo ingin mengambil foto Suu Kyi memberi hadiah dalam kantong kuning kepada para pendeta Buddha, dua pria menghampiri. Mereka menanyakan Tempo berasal dari mana.

Selasa pagi pekan lalu, Tempo tiba di kantor LND. Suasana kantor terlihat sibuk. Ada yang memasak makanan untuk makan siang bagi siapa saja yang ada di tempat itu. Suu Kyi menyambut Tempo…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…