Rapi Manokwari, Mata Dan Telinga Wasior

Edisi: 44/39 / Tanggal : 2011-01-02 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,

AIR meluap dari Kali Manggurai. Yamaha Mio Harry Hursepuni terjebak dalam deras air cokelat yang melumat jalanan utama Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Dalam gerimis pukul 7 Senin pagi 4 Oktober 2010 itu Harry hendak mengantar anaknya ke sekolah. Tapi kepala SD Inpres Wasior mencegatnya di tengah jalan dan menyuruhnya balik karena sekolah diliburkan hari itu.

Sial. Sepeda motor yang ditumpanginya terlalu mungil untuk membelah arus. Maju tercekat, mundur terjengkat. Ia tinggalkan kendaraannya lalu membopong anaknya menyeberang. Di rumah, istri dan anak bungsunya menunggu dengan harap-harap cemas. "Di mana-mana banjir, ayo berkemas," katanya dengan napas memburu.

Harry menyambar handy talky yang tergeletak di meja kerja. Kepala Sub-Bagian Sandi dan Telekomunikasi Kabupaten Teluk Wondama itu memanggil siapa pun yang ada di jalur radio itu. Dia anggota Radio Antar Penduduk Indonesia cabang Manokwari yang sehari-hari ngebreak di frekuensi 142.000-143.600 megahertz. "Copy, copy, Harry di sini. Wasior banjir, Wasior banjir...." Tak ada jawaban. Hari masih pagi.

Setelah memanggil beberapa kali, ada bunyi kresek dari seberang. Sugeng Pribadi, anggota RAPI yang tinggal di Manokwari, menjawab panggilan Harry. "Di-copy, di-copy, Pak Harry dan keluarga segera selamatkan, saya akan koordinasi di sini," kata Kepala Bagian Umum Bank Mandiri Manokwari ini. Ia pun memanggil anggota RAPI lain.

Kabar pun tersiar ke seluruh dunia. Siapa pun yang membuka radio…

Keywords: -

---

Foto Terkait