Leo, L-kers, Dan Cinta Itu

Edisi: 44/39 / Tanggal : 2011-01-02 / Halaman : 159 / Rubrik : MS / Penulis : Dwidjo U. Maksum, Seno Joko Suyono ,


"... world sing Obama,
world sing Osama,
world just sing... Ozawa...."

SUARA bervibrasi kuat itu menggetarkan Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat malam dua pekan lalu. Sepenggal syair lagu Wha Wha Blues, lagu di album terbaru Leo Kristi, Warm, Fresh & Healthy, masih asing di telinga para pencintanya yang memadati gedung. Semua kursi di lantai bawah dan balkon penuh. L-Kers, kelompok pencinta Leo, berjubel di trap tangga. Semua diam: terpaku menerka-nerka maksud lagu berirama blues itu.

Leo naik ke panggung menenteng tas raket biru, melambaikan tangan. Dandanannya nyentrik. Mengenakan helm berkaca, kaus hitam dibalut jaket rumbai hitam, bersepatu ket putih, celana legging hijau pupus, membuatnya seperti ibu-ibu hendak berangkat senam aerobik. Tak ada yang protes. Mereka girang, berteriak-teriak: "Buka helmnya, Cak, biar kelihatan ganteng." Usianya yang memasuki 61 tahun tak memasungnya tetap ingin aneh, liar merdeka, biarpun sedikit norak.

Momen malam itu mungkin ditunggu Leo. Lima belas tahun ia tak merekam lagu-lagunya. Dan kini, didanai sepenuhnya oleh para penggemarnya, ia meluncurkan album dengan judul ganjil: Warm, Fresh & Healthy. Bagi musisi sekaliber dia, tentu menyedihkan, selama ini industri musik Indonesia tak meliriknya karena lagu-lagunya dianggap jauh dari komersial. Leo sendiri juga tak hirau. Ia memiliki harga diri. Harga diri seorang trubadur, pengelana.

Leo membuka peluncuran album terbarunya dengan menyanyikan Les Anges Dans Nos Campagnes. Nyanyian rakyat Prancis abad ke-18 yang populer dengan judul Gloria in Excelsis Deo itu dipersembahkan bagi yang hendak merayakan Natal. Karakter vokal seriosa Lusi Ayu-penyanyi dari Malang-melengking-lengking di sela alunan biola Liliek Jasqee, membangkitkan suasana spiritual kidung kristiani itu.

Tapi kemudian, untuk ukuran launching album, terjadi hal tak lazim.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…