Pelopor Dharmala, Pemenang ...
Edisi: 31/21 / Tanggal : 1991-09-28 / Halaman : 26 / Rubrik : EB / Penulis : Wangkar, Max
Liem punya First Pacific di Hong Kong, Hagemayer dan Muller di Eropa,
sejumlah pabrik di RRC, sejumlah bank di AS. Divisi Internasional Dharmala
sukses dan tangguh, sedangkan jaringan Summa masih harus memantapkan diri.
Pribumi bagaimana?
; DEWASA ini investasi di luar negeri semakin banyak dilakukan, sebagian besar
oleh pengusaha nonpribumi, sisanya oleh pengusaha swasta dan sejumlah BUMN. Di
Singapura saja, menurut penelitian PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia), tak
kurang dari 2.000 pengusaha, perusahaan Indonesia yang telah menanamkan
modalnya di sana. Ternyata, republik pulau ini terlalu kecil bagi modal mereka
hingga banyak yang "menyerbu" ke Hong Kong, Filipina, Malaysia, Amerika,
Australia, Rusia, Jerman, Belanda, dan Inggris. Rata-rata, investasi mereka
terbilang sukses.
; Memang, devisa yang mereka jaring di luar negeri tidak seluruhnya dibawa
kembali ke Indonesia. Sebagian dari keuntungan mereka tahan di luar negeri.
Kemudian, dengan "tabungan" itu, mereka mencari pinjaman dari bank-bank
internasional untuk membeli sebagian saham atau bahkan mengambil alih
perusahaan-perusahaan di sana. Ada pula yang berpatungan dengan investor
lokal, untuk membangun perusahaan baru.
; Paling menonjol dari barisan investor di luar negeri itu, tentu saja Grup
Salim. Sesudah itu, Grup Dharmala, diikuti Grup Gemala (Sofyan Wanandi), Grup
Lippo (Mochtar Riady), Grup Summa ( William Soeryadjaya), Gajah Tunggal
(Sjamsul Nursalim), Grup Sinar Mas (Eka Tjipta Widjaya), Mantrust (Teguh
Soetantio). Dalam skala kecil, pengusaha pribumi juga mencoba bertarung di
mancanegara, di antaranya Grup Bimantara, Grup Kodel, Grup Ika Muda, Grup
Bakrie, dan Coca Cola Indonesia (Mutaryanto). Dari jajaran BUMN, yang menyerbu
keluar adalah Pertamina, beberapa bank pemerintah, beberapa PTP, dan PT
Indosat.
; GRUP SALIM Perusahaan milik Liem Sioe Liong (Sudono Salim) mulai terjun ke
luar negeri sekitar sepuluh tahun silam. Motor penggeraknya Anthony Salim,
yang berpendidikan Inggris dan sering mengikuti Om Liem ke luar negeri.
; Anthony, yang pendiam dan senang memelihara jenggot tipis ini, ternyata bisa
menjalin hubungan akrab dengan vice president dari American Express Bank
cabang Hong Kong, Manuel Pangilinan. Dialah yang menjadi motor penggerak
bisnis Liem Sioe Liong di luar negeri hingga kini membesar dan memasang
"belalai"-nya di mana-mana.
; Pada tahun 1979, Liem memanggil Pangilinan untuk mendirikan sebuah bank di
Hong Kong. Ternyata, baru pada tahun 1981, Liem mendirikan First Pacific Bank
dengan modal awal HK$ 12 juta (sekitar Rp 3,5 milyar). Dari bank kecil inilah,
Pangilinan, yang berdarah Filipina itu, menegakkan kerajaan Liem di
mancanegara.
; Berkat suntikan dana US$ 20 juta dari Liem Sioe Liong, barulah First Pacific
bisa merambah bisnis keluar Hong Kong. Pada tahun 1983, ia membeli perusahaan
multinasional Hagemeyer dari Belanda. Dengan sekali pukul, First Pacific
langsung menjadi salah satu raksasa dunia. Ketika itu, ekonomi dunia sedang
dilanda resesi dan harga minyak melonjak, sedangkan Liem rupanya sedang
overliquid.
; Setelah mengambil alih 69% saham Hagemeyer, First Pacific lalu membeli United
Savings Bank dan Hibernia Bank di AS, kemudian Hong Nin Bank dan Far East Bank
di Hong Kong. Selanjutnya First…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…