Model Transaksi Para Nabi

Edisi: 45/39 / Tanggal : 2011-01-09 / Halaman : 132 / Rubrik : EB / Penulis : Fery Firmansyah, ,

KERAMAIAN di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat dua pekan lalu, agak lain dari biasa. Lepas salat Jumat, ratusan orang mengerumuni pasar dadakan di area parkir utara. Di bawah tenda enam puluh meter persegi, para pedagang menjajakan serba rupa: mulai makanan, obat-obatan, pakaian, hingga kitab.

Sekilas suasana tampak biasa saja. Tapi ada sesuatu yang agak ganjil: jual-beli antara pembeli dan pedagang ternyata tak menggunakan uang rupiah, melainkan dirham, koin perak berdiameter 2,6 sentimeter dengan bobot 2,9 gram.

Keping bergambar Ka'bah dan bertulisan huruf Arab gundul itu terbungkus plastik, disertai sehelai sertifikat. "Ini model transaksi syariah yang dicontohkan para nabi," kata Faisal, pengunjung yang membeli sebotol madu seharga 1 dirham, kepada Tempo.

Di Al-Azhar, penggunaan dirham dan dinar memang sudah biasa. Apalagi pada saat Festival Hari Pasaran Dirham-Dinar. Sepanjang Desember lalu, festival itu sudah digelar berkali-kali. Ahad tiga pekan lalu, festival itu menyedot ratusan pengunjung.

"Empat puluh pedagang bisa menerima pembayaran 300 dirham sehari," kata Ikhsan Basya, pengurus Jaringan Wirausaha (Jawara) Dinar-Dirham. Festival Pasar Dirham dan Dinar tak hanya di Al-Azhar, Jakarta. Selasa pekan lalu, hajatan serupa digelar di Karanganyar, Jawa Tengah.

Dirham merupakan keping perak, sedangkan dinar keping emas 22 karat seberat 4,25 gram. Dirham dan dinar punya nilai yang bisa berubah setiap hari, bergantung pada harga perak dan emas…

Keywords: -

---

Foto Terkait