Mengais Rezeki Timah
Edisi: 47/39 / Tanggal : 2011-01-23 / Halaman : 60 / Rubrik : IMZ / Penulis : Nunuy Nurhayati , ,
AZAN subuh belum lama berkumandang. Tapi denyut kehidupan di Manggar, kota kecil di pusat Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sudah terasa betul. Di warung-warung kopi, orang-orang-sebagian besar lelaki-duduk santai sambil menyeruput kopi. "Sudah jadi kebiasaan orang sini, pagi-pagi mampir ke warung kopi sebelum bekerja," kata Atet, pemilik warung kopi Atet, di pojok Jalan Sudirman, Manggar, sekitar 87 kilometer dari Tanjung Pandan, Belitung Barat. Kebiasaan yang sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun.
Konon, kebiasaan bercengkerama di warung kopi awalnya dilakukan orang Cina Kuncit atau Cina Parit-sebutan bagi orang Cina yang bekerja sebagai penambang timah di Manggar. Mereka menjadikan warung kopi sebagai tempat berkumpul dan berbincang seputar masalah pekerjaan sampai urusan pribadi. Lama-kelamaan tradisi ini menyebar ke seluruh penduduk Manggar. Orang Melayu, Cina, Bugis, Jawa, suku Laut, dan Sawang berbaur jadi satu.
Atet membuka kedainya sejak subuh hingga pukul tiga sore. Dibantu tiga karyawan, dia meracik sendiri kopi yang dipesan para pembeli. Biji kopi asal Lampung itu diolah berdasarkan resep keluarga turun-temurun. Bubuk kopi itu kemudian diracik menjadi segelas kopi O atau kopi hitam, kopi susu, dan teh susu, tergantung permintaan pelanggan. Hasilnya lumayan. Dalam sehari dia bisa menjual 380 gelas kopi seharga Rp 5.000 per gelas. Setiap hari pula lelaki keturunan Tionghoa itu menghabiskan dua kilogram kopi dan 48 kaleng susu kental manis.
Di antara puluhan warung kopi, warung kopi Atet termasuk tertua di Manggar.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…