Patrialis Akbar: Saya Tak Tahu Dapat Rapor Apa
Edisi: 47/39 / Tanggal : 2011-01-23 / Halaman : 107 / Rubrik : WAW / Penulis : Yandi M. Rofiyandi, Erwin Dariyanto, Mustafa Silalahi
Sejumlah kasus hukum yang mencuat di negeri ini membuat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Pa-trialis Akbar menjadi bulan-bulanan kritik. Dari terpidana Gayus Tambunan yang berkali-kali meninggalkan sel tahanan-bahkan sampai melencer ke luar negeri-sampai pemberian remisi yang "royal" kepada Artalyta Suryani alias Ayin. "Saya merasa betul-betul dikeroyok," katanya.
Belum reda kasus Gayus dan Ayin, muncul laporan kinerja kabinet yang diterbitkan Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Patrialis kembali menjadi sorotan lantaran kementeriannya disebut-sebut mendapat "rapor merah" dalam laporan itu.
Toh, Patrialis berkukuh telah bekerja optimal. Beberapa kasus hukum yang mencuat, menurut dia, tak bisa disebut mewakili kinerja kementerian. Dalam kasus paspor palsu Gayus, dia bahkan membela anak buahnya di jajaran Imigrasi yang menurut dia sudah banyak mengalami kemajuan. Adapun ihwal pemberian remisi kepada Ayin, dia menilai sudah sesuai dengan prosedur.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, menurut dia, tak bisa disamakan dengan kementerian lain karena tugas pokok dan fungsinya relatif banyak. Kamis pekan lalu, Patrialis menerima Yandi M. Rofiyandi, Erwin Dariyanto, Mustafa Silalahi, Mahardika Satria Hadi, dan fotografer Dwianto Wibowo dari Tempo di kantornya.
Kepada Tempo, Patrialis sempat berkeluh-kesah tentang pekerjaannya yang bertumpuk dan membuatnya harus tidur larut dan bangun dinihari. Belum lagi menghadapi berbagai kritik yang dianggapnya kurang proporsional. "Orang hanya melihat satu masalah, langsung jegerr...," ujarnya menyesalkan.
Bagaimana kantor Imigrasi bisa kecolongan sehingga Gayus Tambunan pergi ke luar negeri?
Saya sudah memanggil semua petugas Imigrasi Jakarta Timur dan Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan tim Inspektorat. Mereka tidak begitu ngeh, tak terlalu berhati-hati bahwa Sony Laksono itu Gayus. Mereka mengatakan, kami tahu Gayus dalam tahanan. Gayus juga sudah dicekal dan paspornya dicabut. Jadi tak ada pikiran Gayus ke luar negeri. Semuanya mengaku lalai, termasuk di bandar udara.
Bukankah sempat ada peringatan kuning ketika pemeriksaan paspor di bandar udara?
Memang ada yang kuning. Tapi bukan semata paspor palsu atau tidak. Bisa juga karena paspor tak dibuat di sini tapi di KBRI luar negeri. Kami memiliki 18 atase Imigrasi yang menerbitkan paspor di luar negeri. Paspor Gayus sangat canggih dan diduga dibuat bukan di dalam negeri. Paspor yang digunakan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…