Lepas Dari Harimau

Edisi: 49/39 / Tanggal : 2011-02-06 / Halaman : 55 / Rubrik : IMZ / Penulis : Sapto Pradityo, Ukky Primartantyo , Harry Daya


Alkisah, suatu ketika Nabi Konghucu dan murid muridnya diusir dari suatu kerajaan. Ketika melintas di sebuah hutan, rombongan Konghucu menjumpai seorang perempuan bersimbah air mata di samping pusara yang masih baru.

Seorang muridnya bertanya kenapa dia menangis. ”Pertama, mertuaku dibunuh harimau di sini. Berikutnya giliran suamiku. Dan sekarang gantian anakku,” kata perempuan itu. Kemudian Konghucu ganti bertanya mengapa dia tidak pergi meninggalkan hutan yang berbahaya itu.

”Sebab, tak ada pemerintah yang menindas di sini,” jawab perempuan tersebut. Nabi Konghucu pun berpaling kepada murid muridnya dan berpetuah, ”Ingatlah! Pemerintah yang sewenang wenang jauh lebih menakutkan ketimbang harimau.” Presiden Soeharto terang bukan harimau, tapi selama berpuluh tahun, kebijakan kebijakan rezim Orde Baru demikian galak kepada para pengikut ajaran Konghucu.

Pada masa Presiden Sukarno, penganut Konghucu sempat menikmati kebebasan. Bahkan, pada 1961, pelajaran agama Konghucu masuk kurikulum sekolah. Lewat Penetapan Presiden Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, Presiden Sukarno menyatakan Konghucu merupakan satu di antara enam agama yang dipeluk rakyat Indonesia.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…