Darmin Nasution: Tekanan Inflasi Tetap Tinggi

Edisi: 53/39 / Tanggal : 2011-03-06 / Halaman : 109 / Rubrik : WAW / Penulis : Anne L. Handayani, Yandi M. Rofiyandi, Ali Nur Yasin


SETELAH 18 bulan stabil, awal Februari lalu Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,75 persen. Tekanan bertubi-tubi dari dalam dan luar negeri membuat keputusan tersebut tak
terelakkan. Saat itu harga barang terus merangkak dan inflasi bergerak
naik. Padahal, sampai Januari lalu, bank sentral masih percaya diri tak
menaikkan BI Rate.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution berkilah seluruh informasi gabungan menunjukkan inflasi sulit terkendali pada Februari. Beberapa aspek yang menjadi perhatian bank sentral adalah pencapaian inflasi, pertumbuhan ekonomi, faktor eksternal, neraca pembayaran, dan pe-
nyaluran kredit perbankan.

Keputusan bank sentral itu tak urung memunculkan polemik. Ada
yang berpendapat keputusan itu terlambat dan terlalu kecil. Sebaliknya
ada yang menilai tak perlu ada kenaikan suku bunga karena akan mem-
beratkan perbankan nasional. Sejumlah pengamat bahkan menyebut kebi-
jakan ini "pro-asing". "Silakan orang mau omong apa saja," kata Darmin.
"Ini bukan karangan saya."

Kebijakan BI menaikkan suku bunga ditopang pula sejumlah langkah
operasional. Bank sentral telah memanggil sejumlah bank dan mengim-
bau mereka melaporkan struktur biayanya. Sebelum menaikkan suku bu-
nga, BI juga telah menaikkan Giro Wajib Minimum.

Di sela kesibukannya, Darmin menjelaskan kepada Anne L. Handayani, Yandi M. Rofiyandi, Ali Nur Yasin, Febriana Firdaus, dan fotografer
Jacky Rachmansyah berbagai alasan menaikkan suku bunga acuan, Kamis, 10 Februari lalu. Ini pertama kalinya Darmin menerima Tempo setelah dia resmi menjadi Gubernur Bank Indonesia.

Setelah 18 bulan, Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga. Apa
yang terjadi?

Tugas utama Bank Indonesia adalah memelihara nilai rupiah dari inflasi. Kita juga memantau dan mengikuti berbagai aspek perekonomian.
Kita melihat outlook pencapaian inflasi, portumbuhan ekonomi, faktor eksternal, neraca pembayaran, dan intermediasi. Sepanjang 2010, kami melihat kapasitas perekonomian berjalan baik. Tapi ada catatan, arah inflasi year on year konsisten meningkat

Sejumlah pelaku pasar menilai Bl lamban merespons inflasi periode Desember-Januari. Jadi kenaikan sekarang terlambat?

Kami mongambil keputusan pada awal Februari karena seluruh informasi yang kita gabung menunjukkan inflasi agak sulit terkendali dengan baik.
Sedangkan pada awal Januari, kita melihat masih terkendali. Jadi tak bisa dibilang terlambat karena banyak faktor yang dipertimbangkan. Ada yang bilang terlalu cepat atau terlalu lambat, itu artinya tepat.

Ekspektasl Inflasi sudah terbaca pada pertengahan tahun lalu. Saat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…