Mustafa Abubakar: Tak Ada Pemaksaan Harga

Edisi: 01/40 / Tanggal : 2011-03-13 / Halaman : 81 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto, Yandi M. Rofiyandi,


PENJUALAN saham Garuda Indonesia masih memercikkan polemik. Hampir sebulan setelah penawaran perdana, harga saham Garuda tak kunjung terbang. Hingga Kamis pekan lalu, saham dengan kode GIAA itu kembali menukik ke harga Rp 510 dari harga Rp 750 per lembar yang ditawarkan pada 11 Februari lalu. ”Itu karena faktor pasar modal global yang sedang turun,” ujar Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar.

Banyak analis saham menyebutkan harga saham Garuda mencerminkan nilai sesungguhnya. Penawaran harga saham perdana Rp 750 dinilai terlalu tinggi buat perusahaan yang masih terbelit utang besar. Sebelum penetapan harga, penjamin emisi memang meminta harga di kisaran Rp 560-850 per saham. Sedangkan pemerintah mematok angka Rp 900-1.080.

Kabar miring pun berseliweran mengenai penetapan harga itu. Bekas Penjabat Gubernur Aceh ini dituding memaksakan harga tinggi karena khawatir ”diserang” Dewan Perwakilan Rakyat. Sebelumnya, ketika penerbitan saham perdana PT Krakatau Steel, DPR menghujani Kementerian BUMN dengan kritik karena dinilai menetapkan harga terlalu rendah.

Dengan tegas Mustafa mengatakan penetapan harga sudah sesuai dengan prosedur dan kesepakatan bersama. Tak ada tekanan terhadap penjamin emisi (underwriter). ”Di kantor Kementerian BUMN lantai 21,” ujar Mustafa, ”semua bertepuk tangan dan bersalaman begitu disepakati harga Rp 750.”

Kenyataannya, pasar hanya menyerap 52,4 persen saham yang ditawarkan. Sisanya harus ”ditelan” penjamin emisi, yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities, dan PT Mandiri Sekuritas. Uangnya diperoleh melalui pinjaman dari PT Danareksa dan Bank Mandiri.

Rabu pekan lalu, seusai rapat dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Mustafa menerima Nugroho Dewanto, Yandi M. Rofiyandi, dan fotografer Dwianto Wibowo dari Tempo di kantornya. Ia memaparkan lika-liku penerbitan saham sejumlah perusahaan, termasuk Krakatau Steel. Beberapa informasi disampaikan secara off the record.

Harga saham Garuda setelah penerbitan perdana terus anjlok. Citra Garuda menjadi terpuruk, padahal kinerjanya sudah membaik?

Saya luruskan, tidak benar kalau ada yang menyebutkan Garuda sudah membaik tapi tiba-tiba terpuruk karena penawaran saham perdana (IPO). Dari sudut kepentingan Garuda, IPO kemarin sangat sukses. Mereka mendapatkan modal Rp 3,3 triliun, yang didambakan selama belasan tahun. Garuda bisa membayar utang ke Bank Mandiri Rp 1,4 triliun sehingga bisa deal ke mana-mana. Sekarang Garuda bukan terpuruk, malah bergairah. Sebentar lagi kita akan menikmati pesawat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…