Magisme Manusia Batuan

Edisi: 02/40 / Tanggal : 2011-03-20 / Halaman : 56 / Rubrik : SR / Penulis : Kurniawan , ,


Mereka melukis tak menggunakan kuas lukis, melainkan penelak, bambu yang diruncingkan setajam ujung jarum. Penelak digunakan menarik garis yang sangat tipis untuk obyek yang kecil. Setiap pelukis memiliki penelak sendiri-sendiri, yang besar-kecilnya sesuai dengan ukuran tangannya.

Selama 200 tahun para pelukis Batu­an bertahan dengan gayanya. Ketika pa­ra pelukis Ubud atau Sanur, misalnya,­ beralih menggunakan teknik melukis modern, para pelukis Batuan tetap kukuh dengan gaya tradisional. Datanglah pada pameran ”Titik Magis: Seni Lukis Batuan, Bali” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran yang diadakan Sahadewa Museum ini mencerminkan hal itu. ”Sampai kini seni lukis tradisional Batuan tetap hidup,” kata I Dewa Gede Sahadewa, pemilik museum tersebut, yang dulu pernah jadi pelukis sebelum jadi pengusaha.

Karya-karya 40 seniman dari angkat­an Pita Maha sampai angkatan Pita Pra­da tampil di sini. Pita Maha adalah perkumpulan perupa yang berdiri pa­da 1936 dengan dukungan Tjokorda Gde Agung Sukawati, Rudolf Bonnet, dan Walter Spies.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…