Rosihan Dan Para Pemimpin Bangsa
Edisi: 02/40 / Tanggal : 2011-03-20 / Halaman : 68 / Rubrik : MEM / Penulis : Purwani Diyah Prambandari, Cheta Nilawaty.,
Pada awal 1950, harian Pedoman yang saya pimpin adalah harian yang tertinggi oplahnya. Banyak yang menganggap besarnya oplah karena saya tergabung dalam Partai Sosialis Indonesia (PSI), yang saat itu menjadikan Pedoman sebagai koran partainya. Sebenarnya bukan PSI yang mendanai, melainkan saya yang menawarkan, karena PSI tidak punya uang untuk bikin koran.
Dengan Pedoman sebagai koran internal, orang menganggap saya memiliki perbedaan ideologi dengan Presiden Sukarno. Banyak yang menganggap hubungan saya dengan Sukarno sangat buruk. Padahal saya memiliki pandangan sendiri tentang ideologi, yaitu sosialis kerakyatan. Ini membuat saya sedih, mengapa hubungan saya dengan Sukarno harus diasosiasikan seperti itu.
Saya akui bahwa kritik saya terhadap Sukarno banyak tidak disetujui orang. Tapi bukan berarti saya bermusuhan dengan Sukarno. Bahkan, ketika saya hampir mati pada 1961, saat Pedoman dicabut izin terbitnya oleh Sukarno, tidak pernah ada rasa benci.
Saya selalu berada di pihak oposisi, tapi tetap bersahabat baik dengan Sukarno. Khususnya saat revolusi kemerdekaan. Hampir setiap malam Sukarno memanggil saya sebelum tidur. Dia mengajarkan soal seks kepada saya, padahal saya sudah menikah dan punya anak.
Suatu waktu saya melihat ada yang janggal dari Sukarno di sebuah resepsi pernikahan. Saya merasa orang besar ini akan jatuh. Karena apa? Ketika bersalaman di resepsi itu, tangannya ditepiskan beberapa pejabat militer. Saya kira orang-orang militer itu adalah orangnya Soeharto.
Lain Sukarno lain pula kisah saya dengan Soeharto. Saya bertemu Soeharto pertama kali di lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta, pada 7 Juli 1949. Sebagai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…