Suswono: Importir Daging Atas Nama Partai Dicoret Saja

Edisi: 02/40 / Tanggal : 2011-03-20 / Halaman : 109 / Rubrik : WAW / Penulis : Padjar Iswara, Yandi M. Rofiyandi, Retno Sulistyowati


Krisis pangan mengintai di depan mata. Organisasi Pangan Dunia dan Bank Dunia sudah mewanti wanti supaya tiap negara waspada terhadap krisis pangan tahun ini. Perubahan iklim dan gejolak politik di Timur Tengah bisa memicu melonjaknya harga pangan dunia. Untuk antisipasi, sejumlah negara sudah mengurangi dan menahan ekspor produk pangan, seperti beras.

Indonesia sudah merasakan dampak perubahan iklim selama tahun kemarin. Menteri Pertanian Suswono pun menyebut perubahan iklim sebagai ancaman serius ketersediaan pangan di Indonesia. Ancaman lain adalah konversi lahan pertanian, terutama di Pulau Jawa. ”Cukup mengkhawatirkan,” katanya.

Kendati dikaruniai tanah yang subur, Indonesia sampai sekarang masih mengimpor sejumlah produk pertanian, seperti kedelai, beras, gula, daging, bahkan buah buahan dan sayur mayur. Mata rantai impor dan perdagangannya pun jauh dari rapi.

Beberapa pekan lalu, misalnya, mencuat kasus tertahannya ratusan kontainer berisi daging di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera ini berkilah daging impor itu masih berada di wilayah Bea Cukai, sehingga berada di luar kewenangan Menteri Pertanian. Sampai akhir pekan lalu, daging daging segar itu masih menumpuk di pelabuhan.

Tiga pekan lalu, Suswono menerima wartawan Tempo Padjar Iswara, Yandi M. Rofiyandi, Retno Sulistyowati, Tito Sianipar, Pito Agustin Rudiana, dan fotografer Jacky Rachmansyah di rumah dinasnya. Dia menjelaskan masalah ketersediaan dan impor pangan secara panjang lebar, termasuk soal daging impor yang tertahan di pelabuhan.

Bank Dunia dan Organisasi Pangan Dunia sudah memperingatkan kemungkinan krisis pangan tahun ini. Apa antisipasi pemerintah menghadapi ancaman itu?

Organisasi Pangan Dunia memperingatkan semua negara supaya berhati hati menghadapi perubahan iklim karena berdampak pada penurunan produksi pangan. Indonesia sudah merasakan pengaruh perubahan iklim. Tahun kemarin, kita hanya mengenal musim hujan. Jumlah komoditas pangan yang diperdagangkan di dunia semakin tipis. Kita mendengar beberapa negara besar akan mengurangi bahkan menahan ekspornya, seperti India dan Rusia. Satu satunya ketersediaan paling aman adalah dari dalam negeri.

Apakah ketersediaan beras dari dalam negeri bisa terpenuhi tahun ini?

Indonesia sangat mungkin menyiapkan pengadaan pangan dari dalam negeri. Betapapun perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan, situasi Indonesia tak terlalu mengkhawatirkan. Kalau terjadi musim seperti tahun kemarin, itu masih bisa disiasati dengan penambahan area tanam sawah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…