Ngeceng, Doi, Dan Lintas Melawai

Edisi: 04/40 / Tanggal : 2011-04-03 / Halaman : 60 / Rubrik : IMZ / Penulis : Harun Mahbub , ,


AMIN Priadi, 44 tahun, masih ingat betul rupa mobilnya pada 1980-an, saat dia kuliah tingkat pertama di Jakarta. Mitsubishi Lancer berbadan tak lagi standar. Ceper, dengan velg yang mencolok. Dengan kaca yang bening, tampak seuntai tasbih menggelayut pada batang spion dalam. Di dalam mobil juga tersedia sajadah. ”Tren gaulnya saat itu,” kata pengusaha properti di Jakarta ini. ”Si Boy banget,” dia menambahkan.

Si Boy yang dimaksudkan adalah tokoh dalam sandiwara radio bersambung Catatan Si Boy, yang disiarkan radio Prambors. Sosoknya betul-betul membekas di hati dan menjadi model anak muda impian pada zamannya. Kaya, lulusan luar negeri, diburu banyak perempuan, suka menolong, baik hati, dan yang paling penting taat beribadah. Di dalam mobil jipnya ada sajadah dan tersampir tasbih pada spion.

Mobil keren, pakaian gaya, sesekali berbahasa preman—sebutan bahasa pergaulan era Boy—menjadi modal utama ngeceng, tampil bergaya di tempat publik untuk menarik perhatian banyak orang, terutama lawan jenis. Jalan-jalan sore di Jakarta—waktu itu belum macet—di sepanjang Jalan Melawai sampai kawasan Barito, Blok M, pun jadi sarana ngeceng yang efektif. Ketika itu terkenal sebutan Lintas Melawai. Lagu pop yang menceritakan ngeceng di Lintas Melawai juga terkenal pada masa itu. ”Bolak-balik di situ saja, di ujung putar balik,” Amin mengenang.

Dari ngeceng, si…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…