Sutanto: Ancaman Dari Luar Harus Diwaspadai

Edisi: 08/40 / Tanggal : 2011-05-01 / Halaman : 123 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto, Widiarsi Agustina, Yophiandi


Secara beruntun aparat keamanan Indonesia menghadapi tantangan dalam memelihara rasa tenteram di masyarakat. Belum reda hawa panas akibat kerusuhan di Cikeusik, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah, muncul teror bom buku di berbagai tempat di Ibu Kota. Kecemasan kian membekap masyarakat setelah terjadi bom bunuh diri di Masjid Az-Zikra di halaman Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon, Jawa Barat. Dan pekan lalu, muncul teror bom menjelang perayaan Paskah di Serpong, Banten.

Menghadapi tantangan itu, aparat intelijen seperti biasa menjadi sasaran kritik. Mereka dianggap kebobolan dalam mengantisipasi bahaya. Di sisi lain, aparat intelijen merasa tak dilengkapi kewenangan dengan dasar hukum yang kuat. Kewenangan main tangkap seperti di masa Orde Baru jelas tak lagi ditoleransi saat ini. "Kami juga tak ingin mengulang trauma masa lalu," kata Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi (Purnawirawan) Sutanto.

Bekas Kepala Kepolisian Negara RI ini menekankan keinginannya agar BIN tak lagi bermain di wilayah "gelap". Wewenang hendaknya dibuat "terang" lewat undang-undang. Dia menyayangkan kontroversi dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Intelijen di Dewan Perwakilan Rakyat, terutama tentang wewenang penyadapan dan pemeriksaan secara intensif.

Perspektif BIN, kata Sutanto, kini tak lagi melihat ancaman besar terhadap negara dari dalam negeri. "Pelaku di dalam negeri tak akan lari ke mana-mana. Justru ancaman dari luar negeri yang mesti dicegah." Dia juga menegaskan, bila terjadi makar, "Itu porsi polisi, bukan BIN."

Kamis dua pekan lalu, Sutanto menerima Nugroho Dewanto, Widiarsi Agustina, dan Yophiandi di kantornya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan. Dia didampingi beberapa anggota staf, termasuk Sekretaris Utama Suparto dan Ketua Dewan Analisis Rubiyanto. Sutanto menjelaskan berbagai masalah keamanan, seperti teror bom, dan ancaman dari luar negeri secara lugas, dengan beberapa keterangan off the record.

Apa analisis intelijen terhadap kerusuhan yang menelan korban jiwa seperti di Cikeusik, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah?

Apa yang kami lakukan adalah mendeteksi. Ini kan sudah diserahkan ke pemerintah, soal Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri. Kami sedang memberi masukan tentang bagaimana mestinya instansi terkait bertindak. Termasuk ulama. Kami…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…