Bermain Dengan Bidang Dan Warna

Edisi: 10/40 / Tanggal : 2011-05-15 / Halaman : 73 / Rubrik : ART / Penulis : Sorta Tobing , ,



DUA tahun lalu Devi, 31 tahun, bingung melihat anak pertamanya sering membenturkan kepala ke dinding. Anak laki-laki itu tidak mau bicara, padahal telah berumur dua setengah tahun dan kondisi tubuhnya sehat. Hasil pemeriksaan dokter di Batam—tempat dia tinggal ketika itu—menunjukkan gejala autisme ringan. “Saya dan suami sempat stres karena tidak tahu bagaimana cara menghadapinya,” kata Devi. Sampai akhirnya mereka memutuskan membawa sang anak ke tempat terapi.

Enam bulan setelah terapi, keluarga itu pun hijrah ke Jakarta agar si anak mendapat pengobatan lebih baik. Berdasarkan rekomendasi dokter Hardiono Pusponegoro, ahli saraf anak, mereka mendatangi Klinik Anakku Check My Child di kawasan Kayu Putih Selatan. Sekarang anak itu sudah mulai berinteraksi dengan orang lain. Pada Selasa pekan lalu, ia terlihat ceria bermain dengan adik perempuannya, yang berumur dua setengah tahun, setelah selesai terapi. Kebiasaan membenturkan kepala pun sudah hilang.

Selain faktor dukungan keluarga, terapi yang tepat memang bisa memperbaiki kondisi penyandang autisme—kondisi yang belum ada obat penyembuhnya. Bukan hanya tenaga dan metode terapi, bentuk dan desain ruangan pun mendukung peningkatan kualitas hidup penyandang autisme. Sebab, anak dengan autisme…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
Bunuh Diri Ekologis
2007-10-28

Dengan ruang terbuka hijau hanya seperlimabelas luas total, jakarta sering tenggelam oleh hujannya sendiri. padahal,…

M
Menjaga Titipan Anak-Cucu
2007-10-28

Gerakan warga memperbaiki lingkungan dilakukan karena pemerintah dinilai tidak berbuat cukup. kini mereka telah menikmati…

M
Mengutamakan Bentuk Komunitas
1992-09-26

Sembilan proyek arsitektur mendapat penghargaan aga khan. di antaranya proyek kali code, yogya, karya arsitek…