’pascajihad’: Tilikan Biografis

Edisi: 14/40 / Tanggal : 2011-06-12 / Halaman : 38 / Rubrik : KL / Penulis : Muhammad Najib Azca , ,


Rangkaian drama kekerasan dan teror ”berbendera jihad” belakangan ini menampilkan sejumlah sosok yang terkait dengan konflik komunal-agama di Ambon dan Poso, antara lain Abu Tholut dan Abdullah Sunata. Apa sesungguhnya kaitan mobilisasi jihad di Indonesia timur itu dengan rentetan aksi terorisme mutakhir?

Jihad sebagai ”panggung”

Periode awal transisi menuju demokrasi di Indonesia telah menyediakan panggung istimewa bagi gerakan islamis: letupan konflik komunal-agama di Ambon dan Poso pada 1999-2000 telah melahirkan mobilisasi masif ribuan muslim untuk terlibat dalam gerakan ”perang suci” (jihad). Lebih dari 5.000 aktivis muslim menggabungkan diri dalam gerakan tersebut melalui berbagai jaringan gerakan Islam. Keterlibatan mereka memberi andil yang tak kecil terhadap dinamika konflik: situasi yang awalnya cukup berimbang bergeser ke arah keunggulan relatif kelompok muslim.

Perundingan damai lalu sukses digelar di dua kawasan Indonesia timur itu, berbuah Perjanjian Malino I untuk Poso (Desember 2001) serta Malino II untuk Maluku (Februari 2002). Ketika api konflik meredup, sejumlah besar milisi jihad non-lokal itu meninggalkan lokasi, kembali ke kampung halaman masing-masing. Sejumlah kecil dari mereka memutuskan menetap di kawasan pascakonflik itu. Lalu, apa yang terjadi dengan para (mantan) ”mujahidin pendatang” itu seusai mobilisasi jihad?

Tulisan ini secara ringkas mencoba menggambarkan dinamika kelompok-kelompok ”mujahidin pendatang” pada periode pascajihad. Mengikuti perkembangan mutakhir teori gerakan sosial, tulisan ini mencoba menilik gerakan jihad di Tanah Air melalui pendekatan passionate politics (politika bergelora) yang dipelopori Jeff Goodwin dkk. (2001), yang mengamati dinamika identitas dan emosi dalam narasi gerakan sosial. Lebih spesifik lagi, tulisan ini mencoba mencermati dinamika para aktor dengan mempelajari narasi biografisnya.

Mengapa ”pascajihad”?

Konflik komunal-agama di Ambon dan Poso merupakan drama sosial kolosal tanpa preseden dalam sejarah Republik Indonesia modern. Sebuah ”perang agama”…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…