Ondel-ondel Dan Korupsi
Edisi: 16/40 / Tanggal : 2011-06-26 / Halaman : 38 / Rubrik : KL / Penulis : J.J. Rizal , ,
SALAH besar jika menganggap ondel-ondel sekadar boneka raksasa. Di balik tampang seram dan kemayu serta badan tambun sepasang ondel-ondel, terdapat kearifan tradisi untuk menjunjung hidup bersih dari kejahatan yang merusak kehidupan bersama.
Ondel-ondel yang terlihat saban ulang tahun Jakarta sudah dikenal berabad-abad sebagai bagian dari tradisi masyarakat aslinya. Hidup di kampung-kampung Betawi pinggiran, ondel-ondel hanya masuk kota pada saat-saat pesta rakyat, seperti tahun baru Belanda dan Cinaâalias Sin Tjia. Orang menyambutnya dengan gembira, bahkan memberi persenan uang. Namun semua berubah pada 1954, ketika Wali Kota Sudiro mengeluarkan larangan karena menganggap tradisi itu tak pantas dan merendahkan pribumi.
Setelah lebih dari 30 tahun, datanglah Gubernur Ali Sadikin. Ia tidak hanya menghidupkan kembali ondel-ondel yang sudah terpojok itu, tapi juga menjadikannya ikon Jakarta. Ali tak paham dunia Betawi. Namun, dalam memoarnya, Bang Ali Demi Jakarta 1966-1977, ia mengaku tergetar oleh pesan Sukarno bahwa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…