Jalan Berliku Memburu Syekh Panji

Edisi: 16/40 / Tanggal : 2011-06-26 / Halaman : 76 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,


Melalui Operasi Kresna tiga tahun lalu, Markas Besar Kepolisian RI menelisik jaringan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9. Panji Gumilang, imam gerakan itu, jadi target utama. Semua bukti sudah terkumpul, tapi operasi mentok di level petinggi. Diduga kuat, polisi terhalang kepentingan politik dan aksi intelijen.

Sepanjang sejarahnya, gerakan radikal NII selalu dalam lingkaran permainan komunitas telik sandi. Panji Gumilang digalang untuk merontokkan jaringan lama yang masih setia kepada Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, imam NII yang pertama.

Melalui Pesantren Al-Zaytun, Panji memainkan jurus lain: mengembangkan pusat pendidikan, seraya mengembangkan sayap organisasi. Ia merekrut anggota dan mencari dana dengan cara yang dikeluhkan banyak orang: pemaksaan. Di hadapan banyak politikus, ia menjanjikan suara setiap menjelang pemilihan umum. Pesona Panji memang sulit tertandingi.

Inilah kisah tentang lelaki dengan aneka wajah: pemimpin pesantren yang disegani, imam gerakan yang jadi incaran polisi, juga pebisnis yang dekat dengan komunitas telik sandi.

AKTIVITAS penghuni baru di rumah yang sepuluh tahun tak ditempati itu tidak banyak menarik perhatian. Hanya dari sela-sela pagar depan, di pekarangan rumah itu, mereka pernah terlihat melakukan latihan pernapasan. Kelimanya—belakangan diketahui anggota Negara Islam Indonesia—kerap bepergian menggunakan sepeda. Selebihnya tak banyak diketahui warga. ”Mereka belum sempat bersosialisasi,” kata Muhyadi, yang dipercaya sang pemilik buat menjaga rumah.

Tapi baru dua hari rumah kontrakan itu ditempati, tim gabungan Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan reserse Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyerbu ke sana. Senin pagi itu, polisi menggerebek rumah yang letaknya di Jalan Nusa Indah 3, Kelurahan Genuk, Ungaran Barat, Semarang.

Enam orang ditangkap dalam operasi pada akhir Mei lalu. Salah satunya Totok Dwi Harjanto alias Mizam Sidik, warga Banyumanik, Semarang, yang diduga Gubernur Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 2 Jawa Tengah. Sisanya adalah Nur Basuki (Kepala Bagian Komunikasi), Supandi (Kepala Bagian Pers), Mujono Agus Salim (bendahara), Sulamin (Kepala Bagian Logistik), dan Mardiyanto (anggota Logistik).

Dari pagi hingga malam, polisi menyisir setiap jengkal rumah 145 meter persegi yang disewa Rp 26 juta per tahun itu. Sejumlah dokumen disita. Di antaranya struktur organisasi Negara Islam Indonesia dan buku tabungan berisi Rp 350 juta. ”Polisi menemukan aliran dana yang mencurigakan,” kata Boy Rafli Amar, Kepala Penerangan Umum Mabes Polri.

Aliran dana itu berasal dari Mizan Sidik ke pemimpin Pesantren Al-Zay­tun, Syekh Abdus Salam Panji Gu­milang. Menurut bekas Menteri Percepatan Produksi Pangan NII Imam Supriyanto, tanda terima penyerahan uang dari Mizan kepada Panji ditandatangani Menteri Keuangan NII Iskandar Saefullah.

Malam itu juga, Mizam dan lima rekannya digelandang ke tahanan Polda Jawa Tengah. Status mereka besoknya menjadi tersangka atas tuduhan makar. Empat hari kemudian polisi meringkus dua anggota jejaring lainnya. Tiga anggota lain diciduk dua pekan kemudian. Senin pekan lalu, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Edward Aritonang dipanggil Mabes Polri guna membahas aliran dana tadi.

Penangkapan di Semarang ini dipicu oleh gonjang-ganjing isu Negara Islam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.