Laksamana Dari Kampung Arab

Edisi: 17/40 / Tanggal : 2011-07-03 / Halaman : 68 / Rubrik : MEM / Penulis : Yandi M. Rofiyandi, Cheta Nilawaty,


Profesor Donald Wilson dari Amerika pernah menyebutnya Indispensable Man. Laksamana TNI (Purnawirawan) Sudomo memang perwira yang dekat dan setia kepada Presiden Soeharto. Melesat lewat Operasi Trikora, dia kemudian dipercaya menjadi Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban dengan kewenangan yang nyaris tak terbatas.

Jaya dalam karier, sang Laksamana terseok mengarungi bahtera rumah tangga. Di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sudomo menuturkan perjalanan hidupnya kepada Yandi M. Rofiyandi, Cheta Nilawaty, dan fotografer Dwianto Wibowo dari Tempo.

”Kita telah kehilangan putra terbaik Angkatan Laut. Agar perjuangannya tak sia-sia, saya minta Kolonel Sudomo melanjutkannya. Siapkan diri bertugas di Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dan silakan revenge.”

Kalimat itu diucapkan Laksamana Raden Eddy Martadinata ketika mendengar Komodor Yos Sudarso gugur dalam pertempuran di Laut Arafuru pada 15 Januari 1962. Kapal RI Ma­tjan Tutul yang ditumpangi Yos Sudarso tenggelam dalam Operasi Trikora. Yos Sudarso berkukuh ingin menancapkan bendera Merah Putih di Irian Barat dan mengambil tanah untuk diserahkan ke Bung Karno.

Misi gagal karena Belanda mencium Operasi Trikora dan menunggu di tempat yang telah disiapkan sebagai jebakan. Pertempuran tak seimbang terjadi sehingga kapal Matjan Tutul terkena tembakan, terbakar, dan tenggelam. Yos Sudarso gugur bersama 35 awak kapal. Mereka sekaligus menjadi ”tameng” sehingga dua kapal Indonesia lainnya, Harimau dan Matjan Kumbang, lepas dari sergapan Belanda.

Saya berada di kapal Harimau sebagai Komandan Satuan Tugas Chusus 9 dengan pangkat kolonel. Saya mesti mempertanggungjawabkan setiap tindakan selama operasi pembebasan Irian Barat. Setelah tiba di Jakarta, saya menghadap Menteri/Panglima Angkatan Laut Laksamana R.E. Martadinata. Semua peristiwa saya laporkan dengan terperinci. Saya meminta maaf, meminta berhenti, serta mengusulkan tim investigasi untuk meneliti insiden yang menewaskan Yos Sudarso.

Martadinata menanggapi laporan saya dengan tenang. Ia mengatakan semuanya telah sesuai dengan aturan. Kalimat balas dendam itulah yang membuat semangat saya berkobar—semangat merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Gugurnya Yos Sudarso melecut semangat pasukan Indonesia mempercepat operasi pembebasan Irian Barat. Komando…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05

Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya

K
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28

Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…

A
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09

Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…