Enam Jam Di Simpang Lima
Edisi: 34/21 / Tanggal : 1991-10-19 / Halaman : 70 / Rubrik : TER / Penulis : Hartoyo, Budiman S
Berbagai upaya ditempuh agar anak muda suka wayang. Semarang mementaskan
wayang kolosal, Yogya menggelar wayang dengan sinar laser. Tapi ada yang tak
suka.
; ORANG menyemut di Simpang Lima, Semarang. Sekitar 50.000 penonton tak
beranjak sampai dini hari. Malam itu, Rabu pekan lalu, mereka riuh berkeplok
dan tertawa ger-geran menyaksikan tontonan gratis: pergelaran wayang kulit
dengan lakon Prahara di Teluk Mandura.
; Pergelaran ini dimotori Ki Haji Anom Suroto. Karena waktu pergelaran hanya
enam jam, tidak semalam suntuk seperti lazimnya, acara unik ini disebut Enam
Jam di Simpang Lima. Dalang dari Solo itu bahkan menyebutnya pergelaran
kolosal, dan dengan dana besar pula. Antara lain dari dompet perkumpulan
dalang Ganasidi dicomot biaya Rp 10 juta.
; Di Lapangan Pancasila itu dibuat pentas ukuran 40 x 15 meter, dipasang tiga
layar dan tiga perangkat gamelan dengan 73 penabuh dan 21 pesinden. Wayangnya:
tiga kotak wayang kulit sekaligus. Iringan gamelan juga unik,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…