Usamah Hamdan: Para Pemuda Masih Percaya Perlawanan

Edisi: 19/40 / Tanggal : 2011-07-17 / Halaman : 110 / Rubrik : INT / Penulis : Purwani Diyah Prabandari , Andree Priyanto ,

Pertemuan Fatah-Hamas yang bakal digelar di Kairo, Mesir, akhirnya urung terwujud. Padahal, dalam pertemuan yang sedianya digelar tiga pekan lalu itu, Presiden Mahmud Abbas dari Fatah dan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, akan mengumumkan pemerintahan baru Palestina. Inilah pemerintahan gabungan: Salam Fayyad akan memimpin pemerintahan di Ramallah, Tepi Barat, dan Ismail Haniyah akan memerintah di Jalur Gaza.

Kepala Hubungan Internasional Hamas Usamah Hamdan menjelaskan rencana pembentukan pemerintahan transisi yang akan bekerja selama setahun tersebut berantakan karena faktor Salam Fayyad. Mahmud Abbas ngotot Fayyad harus menjadi perdana menteri, sedangkan Hamas berkeras menolak.

Kegagalan itu tentu menambah panjang masalah Palestina. Padahal, September mendatang, negeri yang diduduki Israel itu berencana berjuang di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperoleh pengakuan kemerdekaan. Langkah itu ditentang Israel, Amerika Serikat, dan beberapa negara anggota PBB.

Kesulitan bertambah lantaran dana bantuan masyarakat internasional yang selama ini membiayai pemerintahan tak mengalir lancar. Alhasil, gaji pegawai pemerintah hanya dibayar separuhnya. Seretnya dana bantuan internasional ini pulalah yang membuat Mahmud Abbas ngotot memilih Salam Fayyad. ”Ada tekanan, yakni mereka akan menghentikan bantuan dana ke pemerintah,” kata Usamah Hamdan, yang sehari-hari bermukim di Libanon.

Dua pekan silam, Usamah Hamdan dan beberapa tokoh Palestina lain datang ke Indonesia. Mereka berbicara dalam Konferensi Masyarakat Asia-Pasifik untuk Palestina, yang diselenggarakan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina dan Kaukus Parlemen Indonesia…

Keywords: -

---

Foto Terkait