Tenun Dan Survival Perempuan
Edisi: 21/40 / Tanggal : 2011-07-31 / Halaman : 84 / Rubrik : IMZ / Penulis : Mardiyah Chamim, ,
NENEK Johanna baru 50-an tahun. Dia punya sebelas anak. âEnam meninggal sewaktu mereka masih kecil. Cucu saya sudah banyak sekali, ha-ha-haâ¦,â kata penduduk Batutumonga, Toraja, ini. Saban pagi Nenek Johanna mencari daun ubi jalar. âNanti diiris, direbus, dicampur dedak,â katanya, âbuat makan babi.â
Babi peliharaan Nenek Johanna ada empat ekor. âLumayan buat tabungan,â katanya. Setiap ekor babi berharga Rp 3-7 juta, tergantung ukuran. âBabi itu kami sayang,â katanya. âBukan berarti si babi dicium mesra, lho. Itu kan untuk suami, ha-ha-haâ¦.â
Lalu, apa sarapan anak dan cucu? âIndomie saja,â kata Nenek Jo. Hidupnya memang berat, tapi tawanya renyah berderai.
Nenek Jo mewakili kisah perjuangan hidup perempuan Toraja. Kondisi medan yang susah, jalanan berbatu, jurang, dan hutan lebat. Rumah sakit terdekat ada di Rantepao, dua jam perjalanan dengan angkutan umum, yang kedatangannya tak tentu. Pelayanan kesehatan jarang menjangkau desa-desa yang jauh, apalagi yang harus ditempuh dengan 3-4 jam berkuda.
Kisah Nenek Johanna inilah yang menyentuh Dinny Jusuf. Perempuan 55 tahun perintis Suara Ibu Peduli, kelompok ibu-ibu marginal di Jakarta,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…