Mandi Uap Dua Kolega
Edisi: 22/40 / Tanggal : 2011-08-07 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Y. Tomi Aryanto, Fanny Febiana, Anton Septian
Ia bukan sopir biasa. Menggenggam dua BlackBerry Torch dan satu BlackBerry Onyx, tangan Aan Ikhyaudin, sang pengemudi, gemerlap dengan arloji Breitling model Navitimer. Rambutnya bergaya: klimis berdiri tegak dengan lumuran jelly. âSaya sopir, ajudan, sekaligus staf yang dipercaya,â ujar pria 25 tahun asal Cadasari, Pandeglang, Banten, itu.
Bekerja untuk Muhammad Nazaruddin sejak 2006, Aan pamit dari bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu akhir tahun lalu. Ia lalu mendirikan gerai telepon seluler di satu pusat belanja di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan. Menyatakan terus berkomunikasi melalui layanan pesan BlackBerry dengan bekas bosnya yang kini buron, Aan masuk ke âperangâ politik di Partai Demokrat pekan lalu.
Rabu pekan lalu, didampingi Dayat, pengemudi kantor Nazaruddin, Aan menemui Tempo di pusat belanja tempat gerainya dibuka. âIni pertama kali saya menemui wartawan,â katanya. Sehari setelah itu, ia memberikan wawancara untuk beberapa stasiun televisi bersama dua anggota staf Nazaruddin lainnya. Mereka mencoba menguatkan tuduhan Nazaruddin: ada permainan uang pada kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei tahun lalu, juga kedekatan Anas Urbaningrum, ketua umum partai itu, dengan bosnya. Ia pun berusaha menyampaikan kesaksian soal pertemuan Nazaruddin dengan sejumlah pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi.
Aan mengingat dengan detail semua peristiwaâbicaranya lancar dan runtut. Pada awal 2007, ia mengantar Nazaruddin dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni, menemani Anas dan istrinya, Athiyyah Laila, melihat-lihat apartemen yang sedang dibangun di kawasan Rasuna Said, Kuningan. âMereka berencana membeli, tapi ternyata tidak jadi,â tuturnya. Peristiwa itu terekam baik karena, menurut dia, âSejak itulah hubungan kedua keluarga sangat dekat.â
Menurut Aan, kedua keluarga sering menghabiskan akhir pekan bersama. Dua keluarga politikus itu, misalnya, pergi ke Taman Safari atau nonton bersama di bioskop EX Plaza Indonesia. Anas dan Nazaruddin, kata Aan, juga kompak dalam urusan pakaian. Keduanya membuat baju bersama-sama di Rekhaâs Tailor, lantai dua Plaza Indonesia. âSaya biasanya yang mengambil setelah jadi,â ujarnya.
Ditemui Tempo, Jumat pekan lalu, pengelola Rekhaâs,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…