Menebar Aroma Kopi Wamena
Edisi: 22/40 / Tanggal : 2011-08-07 / Halaman : 61 / Rubrik : IMZ / Penulis : Harun Mahbub, Mahbub Djunaidy , Jerry Omona
DARI jauh suara itu terdengar seperti jeritan burung. ÂâWaaak, waak, nahora, waakk, waaak.â Suaranya terdengar keras berulang-ulang. Setelah rerimbunan pohon ditembus, terlihatlah sumbernya: lelaki tua berambut keriting dengan kulit legam berteriak-teriak. Dia, Papipakogoya, 55 tahun, bersama penduduk desa adat Asologaima, yang terletak di Muliama, Kabupaten Jayawijaya, menyambut kedatangan beberapa wartawan dan aktivis lingkungan World Wild Fund Indonesia pada pertengahan Juli lalu. âItu semacam ucapan selamat datang, jabat tangannya,â kata Theodora Resubun, anggota staf WWF Indonesia Papua, menerjemahkan teriakan itu.
Warga Kampung Asologaima merupakan salah satu kelompok tani binaan WWF Indonesia, lembaga konservasi lingkungan bagian dari jaringan global WWF. Mereka didampingi agar tetap konsisten menjaga dan melestarikan hutan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penduduk desa itu didukung mengembangkan produk kopi Wamena, salah satu jenis kopi arabika kelas dunia, sejajar dengan kopi Kolombia dan Ethiopia.
Perjalanan menjumpai kelompok tani yang tinggal di pedalaman hutan Papua sangat menantang. Dari luar Papua, akses terdekat adalah Wamena, salah satu distrik di Jayapura, kota terbesar di Pegunungan Tengah Papua. Wamena berada di Lembah Baliem, pada ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut. Wamena hanya bisa dijangkau dengan transportasi udara, menggunakan jasa penerbangan pesawat perintis dari Jayapura, berkapasitas 20 penumpang. Sembari mendengarkan suara baling-baling yang bergemuruh, penumpang diayun kelincahan pesawat menyelip-nyelip di sela-sela pegunungan.
Perjalanan darat dimulai dari Wamena. Kawasan pinggiran hutan pegunungan Papua dibelah jalan selebar pas dua kendaraan dengan aspal yang terkelupas di sana-sini. Kendaraan yang melintasinya umumnya mobil bergardan ganda…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…