Bergerak Lewat Oetoesan Hindia

Edisi: 24/40 / Tanggal : 2011-08-21 / Halaman : 50 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,

Ancaman kelaparan mengusik pikiran Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Kekurangan makanan terjadi di mana-mana. Tjokro meminta perwakilan Sarekat Islam di Jawa dan Madura menghela konferensi luar biasa membahas persoalan ini. Seruan itu tertulis pada halaman pertama Oetoesan Hindia terbitan 18 Maret 1918 dengan judul "Central SI dan Perkara Kekoerangan Makanan".

Tulisan yang panjangnya lebih dari satu kolom koran ini menyeru perwakilan Sarekat Islam berkumpul di gedung perhimpunan Panti Harsojo, Peneleh, Surabaya, pada Ahad pagi—atau enam hari setelah tulisan itu diterbitkan. "Kalau perlu, (pertemuan) diteruskan hingga malam hari menjelang Senin," tulis Tjokro. Satu pekan kemudian, Tjokro menulis hasil pertemuan itu di Oetoesan Hindia.

Inilah surat kabar Sarekat Islam. Diterbitkan pertama kali pada Desember 1912 di Surabaya, Oetoesan Hindia merupakan corong bagi pergerakan organisasi tersebut, seperti halnya Indische Partij memiliki De Expres.

Dalam buku Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, Takashi Shiraishi menulis koran ini semula diterbitkan sebagai bentuk perlawanan para pedagang Arab dan muslim Bumiputera di Surabaya yang tidak bersedia memasang iklan di surat kabar Tiong­hoa. Pada masa itu, pertikaian kedua kubu lagi panas-panasnya.

Itu sebabnya, para pedagang Arab mendirikan perusahaan terbatas, bernama Setia Oesaha, di bawah kendali tokoh Sarekat Islam bernama Hasan Ali Soerati.…

Keywords: -

---

Foto Terkait