Tony Kwok Man-wai: Kpk Harus Ada Dalam Konstitusi
Edisi: 25/40 / Tanggal : 2011-08-28 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Yandi M. Rofiyandi , Yophiandi Kurniawan ,
Sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berjibaku melawan korupsi. Bahkan, setelah pensiun dari Independent Commission Against Corruption (ICAC)âkomisi pemberantasan korupsi Hong KongâProfesor Tony Kwok Man-wai masih menularkan ilmu pemberantasan korupsi. Dia menjadi konsultan di 21 negara dan mengisi kuliah umum tentang korupsiâtermasuk di Indonesia.
Profesor Kwok bergabung dengan ICAC sejak 1975, setahun setelah komisi itu berdiri di bawah Kerajaan Inggris, dengan tugas memerangi dan mencegah korupsi serta melakukan pendidikan antikorupsi. Kwok pensiun dengan jabatan deputi komisaris dan kepala operasi pada 2002. Tahun itu juga dia didaulat menjadi Direktur Program Studi Korupsi Universitas Hong Kong. Program studi ini merupakan yang pertama di dunia.
ICAC menjadi model komisi pemberantasan korupsi di negara lain, termasuk Indonesia. Berkat ICAC, Hong Kong berhasil mengubah kultur korup di segala lapisan masyarakat. Hong Kong, yang tadinya sarat korupsi, menjadi negara paling bersih ke-13 di seluruh duniaâjauh di depan Indonesia, yang tak kunjung menembus daftar seratus besar negara bersih. "Kalau ingin mengubah kultur, jangan menoleransi suap sekecil apa pun," kata Kwok.
Dalam kuliah umum di Hotel Nikko, Jakarta, 11 Agustus lalu, Kwok mengatakan perang terhadap korupsi tak perlu waktu sampai berpuluh tahun. Kuncinya adalah strategi yang benar dan kehendak politik yang kuat. Menurut dia, tak ada solusi tunggal dalam memberantas korupsi, sehingga semua sektor perlu dikerahkan. Korupsi tak bisa diatasi hanya dengan mengandalkan satu lembaga.
Sebelum memberikan kuliah umum di Jakarta, Kwok menjadi pembicara dalam Workshop Terpadu Anti Korupsi di Semarang. Beberapa peserta adalah polisi berpangkat perwira menengah ke bawah. Seusai acara, ia dihampiri seorang peserta. "Profesor Kwok, saya setuju dengan Anda. Tapi seharusnya Anda berbicara dengan bos," Kwok menirukan ucapan si peserta. Pemberantasan korupsi, kata dia, pada dasarnya memang bergantung pada pemimpin. Jadi, ada kehendak politik, aturan, anggaran, dan kepastian independensi komisi antikorupsi sehingga bebas dari kepentingan politik.
Setelah berceramah, Kwok langsung terbang kembali ke Hong Kong. Dalam perjalanan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta, dia menjawab pertanyaan Yandi M. Rofiyandi dan Yophiandi Kurniawan dari Tempo. Penggemar tai chi ini juga menceritakan pengalamannya selama lebih dari 30 tahun menjadi penggiat antikorupsi.
Mengapa Anda yakin pemberantasan korupsi tak perlu waktu puluhan tahun?
Saya datang ke Indonesia untuk berbagi pengalaman. Hong Kong, yang tadinya sangat korup, hanya perlu waktu tak lebih dari tiga tahun mengubah budaya korup masyarakat.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…