Moelyono Dan Anak-anak Dam
Edisi: 26/40 / Tanggal : 2011-09-04 / Halaman : 85 / Rubrik : SR / Penulis : Anang Zakaria , ,
RUANGAN itu berubah menjadi bendungan. Tiang yang tercagak di tengah ruangan Cemeti Art House, Yogyakarta, dibuat menyerupai mistar besar dengan angka-angka warna merah: 180.50, 181.00, 181.50, 182.00â¦, 185.00. Angka-angka itu tercetak berurutan, dari bawah hingga atas, dalam font berukuran 10 sentimeter dan dilengkapi garis-garis merah. Di bendungan yang sesungguhnya, angka-angka itu menjadi penanda batas ketinggian air.
Angka-angka yang sama tercetak di dinding. Dari sana, empat utas benang putih ditarik vertikal membentuk kerangka balok yang memanjang hingga ke dinding seberang. Benang yang tergantung di langit-langit itu dilengkapi pemberat. Susunan benang itu mengingatkan kita pada benang-benang yang biasa digunakan para tukang bangunan untuk membantu pengukuran dalam membuat dinding atau tiang.
Itulah seni instalasi karya Moelyono, perupa asal Tulungagung berusia 54 tahun, dalam pameran tunggal "Retak Wajah Anak-anak Bendungan" di Cemeti Art House. Pameran yang dibuka pada 5 Agustus lalu ituâdan berlangsung hingga pekan iniâmerupakan rekaman kehidupan anak-anak korban pembangunan Bendungan Wonorejo. Dam yang mulai dibangun pada 1982 itu membendung hilir dua anak Kali Brantas, Kali Gondang dan Kali Wangi, di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Sebanyak 520 hektare lahan persawahan, permukiman, pasar, sekolah, dan tempat ibadah tenggelam demi bendungan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…