Belak-belok B-1-ktp

Edisi: 30/40 / Tanggal : 2011-10-02 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setri Yasra, Fanny Febiana, Pramono


DUA mobil Hummer, hitam dan putih, sudah sebulan ini tak lagi terlihat. Sebelumnya, hampir setiap hari kendaraan mewah itu terparkir di depan kantor tiga lantai di Blok A 33-34, Pertokoan Graha Mas, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. "Saya hafal, yang warna hitam pelat nomornya unik: B-1-KTP," kata seorang petugas keamanan kompleks niaga itu Jumat pekan lalu.

Dari balik kaca yang tertutup, lobi kantor terlihat masih memampang identitas penghuni kantor: PT Lautan Makmur Perkasa dan PT Adhitama Mitra Kencana Indonesia. Tidak terlihat aktivitas di dalamnya. Rantai besi mengunci pintu. "Sudah sepekan penjaga kantornya pulang kampung," ujar petugas tadi.

Bangunan itu dulu kantor Andi Agustinus, penunggang Hummer B-1-KTP—pelat nomor ini, menurut layanan pesan pendek kepolisian, belum terdaftar. Dalam dua pekan terakhir, nama Andi banyak disebut. Ia dituduh mengatur tender proyek e-KTP atau kartu tanda penduduk elektronik di Kementerian Dalam Negeri senilai Rp 5,9 triliun. Meski perusahaannya tidak mengikuti tender, Andi dituding berada di belakang Konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), yang dinyatakan sebagai pemenang.

Andi tidak tercatat di dalam daftar pengurus Lautan Makmur dan Adhitama Mitra. Tapi, di dalam akta perusahaan, Vidi Gunawan, adik Andi, tertulis sebagai Direktur Utama Adhitama Mitra.

Sumber Tempo mengatakan Andi, yang kerap dipanggil Andi Narogong—karena memiliki usaha konfeksi di Jalan Narogong, Bekasi—mendadak lenyap setelah megaproyek KTP elektronik diributkan banyak orang. Apalagi terbit surat perintah penyelidikan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya pada 2 Agustus tentang dugaan korupsi dalam tender proyek ini.

Menurut sumber yang sama, kantor Andi menjadi target intaian polisi karena diduga dijadikan tempat pengaturan tender, sejak pertengahan tahun lalu. Persiapan itu diatur oleh orang orang-orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…