Ken Dedes Yang Lain

Edisi: 34/40 / Tanggal : 2011-10-30 / Halaman : 50 / Rubrik : TER / Penulis : Nunuy Nurhayati , ,


Aku telah melihat wajah purbaku yang sebenarnya tidak ingin aku lihat," perempuan berkain panjang itu meratap. Di atas batu dia berdiri. Gerakannya lemah dan tertata. Jauh di seberang kirinya, seorang perempuan lain menatapnya dengan sinis. Sambil duduk di tepi bathtub, dengan penuh percaya diri dia berkata, "Peradaban batu, kau hanyalah peradaban yang berjalan di masa lalu. Akulah dedes yang terlahir kembali. Darah keperawananku membawaku pada singgasana prameswari."

Sebuah kalimat yang membuat geram perempuan berkain panjang itu. "Tanpa kain panjang, dirimu tak mampu menghapus jejak masa lalu," katanya tak mau kalah. Dua perempuan itu kemudian saling menyalahkan. Sebuah perdebatan antara masa lalu dan masa kini.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…