Pemain Jenius Tak Selalu Lahir

Edisi: 33/40 / Tanggal : 2011-10-23 / Halaman : 76 / Rubrik : MEM / Penulis : Cheta Nilawaty, Yandi M. Rofiyandi.,


TAK ada kalungan bunga menyambut tim bulu tangkis Indonesia ketika mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, 25 Maret 1982. Rombongan Liem Swie King dan kawan-kawan, yang baru tiba dari All England, itu hanya disongsong segelintir teman dan kerabat. Rudy Hartono menjadi satu-satunya pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia yang ikut menjemput. Sejak 1968, inilah untuk pertama kalinya tim Indonesia gagal memboyong satu pun gelar kejuaraan All England.

Indonesia kembali gigit jari dalam Piala Thomas di Inggris, Mei 1982. Rudy, juara All England delapan kali, diminta PBSI kembali turun ke lapangan untuk membangkitkan semangat pemain. Namun, kehadirannya, yang ketika itu berusia 32 tahun—usia yang dianggap sudah melewati masa keemasan—tak bisa menahan gempuran para pemain Cina. Indonesia kalah di final. Inilah untuk pertama kalinya Cina menjuarai turnamen yang digelar sejak 1938 itu.

Cina merontokkan dominasi Indonesia—juara empat kali berturut-turut sejak 1970. Kegagalan berantai itu telah mengubah citra Indonesia sebagai pemegang tunggal supremasi bulu tangkis dunia. Rudy merasakan kegetiran Indonesia di arena badminton sebagai pengurus dan pemain. Ketika itu belum genap setahun ia menjadi Ketua Bidang Pembinaan PBSI di bawah kepemimpinan Ferry Sonneville.

SAYA dipercaya menjadi Ketua Bidang Pembinaan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05

Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya

K
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28

Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…

A
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09

Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…