Riyad Al-maliki: Reputasi Amerika Akan Rusak

Edisi: 32/40 / Tanggal : 2011-10-16 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Victoria Sidjabat , ,


DAMAI tampaknya masih jauh dari cakrawala Timur Tengah. Upaya Palestina memperoleh pengakuan sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa membentur kendala berat. Amerika Serikat, kongsi kuat Israel, yang sebetulnya juga anggota kuartet untuk mendorong perdamaian di Timur Tengah, justru memperlihatkan pilih kasih.

Dengan terang-terangan, Presiden Barack Obama mengancam akan memveto lamaran Palestina itu di Dewan Keamanan PBB. Obama mendorong Palestina kembali ke meja perundingan dengan Israel. Dalam kenyataannya, sudah lebih dari 20 tahun Palestina berunding dengan Israel—tanpa hasil.

Saat ini perundingan damai sudah terhenti hampir setahun gara-gara Israel menunjukkan sikap kepala batu: terus membangun permukiman baru di atas tanah Palestina di Tepi Barat. Tindakan itu jelas melanggar kesepakatan dalam perundingan, dan Amerika Serikat hanya menutup mata.

Kata-kata Barack Obama, yang "menjanjikan" berdirinya Negara Palestina di akhir tahun ini lewat perundingan, tak lebih dari pepesan kosong. Kegeraman pun tercetus dari Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki: "Apakah kami harus berunding selama 20 tahun lagi dengan Israel tanpa hasil?"

Di sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York, 22 September lalu, wartawan Tempo Victoria Sidjabat mewawancarai Riyad al-Maliki di sebuah taman kecil di depan Hotel Millennium, tak jauh dari Markas Besar PBB. Al-Maliki menjelaskan upaya gigih Palestina memperoleh pengakuan dari PBB dan rasa terima kasihnya atas dukungan Indonesia kepada negaranya.

Apa saja lobi yang sudah dilakukan Palestina untuk menjadi anggota tetap PBB?

Sampai kemarin (21 September), Presiden Abbas dan kami semua sangat kecewa dengan pernyataan Presiden Obama tentang keinginan Amerika menggunakan hak vetonya terhadap aplikasi menjadi anggota tetap PBB.

Apakah sikap Obama menyurutkan langkah Palestina?

Kami tidak berubah. Sebagai kepala negara, besok (23 September) Presiden Abbas akan berdiri dan menyampaikan aplikasi pendaftaran sebagai anggota tetap PBB, dan Sekretaris Jenderal PBB akan menerima aplikasi yang diajukan Palestina untuk dibawa ke Dewan Keamanan. Ini adalah pendekatan normal yang terbuka dan dapat dilihat semua orang. Kemudian Dewan Keamanan akan menggelar pertemuan untuk membentuk komisi kehormatan yang akan mempelajari formulir pendaftaran yang sudah diisi Palestina. Menurut aturan main di PBB, ada waktu 35 hari untuk mendiskusikan permintaan Palestina. Itu adalah waktu maksimum untuk menyimpulkan permintaan Palestina. Kami ingin mereka bekerja cepat, sehingga kesimpulan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…